Hasil Pertanian Jateng Harus Jadi Solusi Problem Pangan Daerah
Kualitas hasil pertanian juga terus mengalami peningkatan.
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Aneka produk pertanian di Jawa Tengah diharapkan mampu menjadi solusi bagi penyelesaian problem pangan di wilayah setempat. Khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan bahan pangan masyarakat di Jateng.
Hal ini ditegaskan oleh Gubernur Ganjar Pranowo saat menghadiri Bazar Tarubudaya ‘Petani Merdeka’ yang digelar di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, kompleks Tarubudaya, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Sejauh ini, jelas gubernur, produk pertanian dan hasil perkebunan yang dihasilkan para petani di Jateng cukup melimpah dan juga beragam. Selain itu, kualitas hasil pertanian juga terus mengalami peningkatan dengan kian diterimanya sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan Jateng di pasar ekspor.
“Tadi ada beberapa jenis sayuran segar produksi para petani yang diterima pasar di negara Singapura, dengan kuantitas ekspor mencapai dua kali dalam sepekan, ini menarik,” kata gubernur, usai melihat stan bazar.
Hari ini, jelas Ganjar, ia berkesempatan bertemu dan melihat puluhan petani dari berbagai kelompok memamerkan hasil produksinya, termasuk juga peternak dan para pelaku UMKM.
Ada 30 stan bazar melibatkan instansi lingkup pertanian, ketahanan pangan, peternakan, perikanan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian, hingga distributor pangan.
Selain sayur-sayuran, beberapa hasil pertanian lain dan hasil perkebunan yang dipamerkan antara lain meliputi buah-buahan mulai alpukat, salak, pisang, hingga durian, hasil olahan seperti gethuk, tepung garut, madu, hingga kopi-kopian.
Dari bazar ini, lanjut gubernur, sudah dapat dilihat seberapa jauh produksi maupun diversifikasi pangan yang bisa dilakukan di Jateng. Sehingga diharapkan akan mampu menjadi solusi dalam mengatasi problem pangan di daerah yang dipimpinnya.
“Karya-karya pertanian yang digelar hari ini kita harapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan kebutuhan pangan di tengah masyarakat,” tegas dia.
Bazar Tarubudaya ini, lanjut gubernur, rutin digelar setiap Jumat pekan ketiga di kompleks Tarubudaya. Melalui bazar ini masyarakat bisa terbantu memperoleh kebutuhan bahan pangan atau komoditas dengan harga yang relatif murah.
Maka ia ingin bazar ini juga menjadi tempat pamer para petani dan produsen. Sehingga setiap Jumat pekan ketiga, para petani, pelaku UMKM, hingga masyarakat akan berbondong-bondong memamerkan produknya dan memanfaatkan kegiatan itu.
Masih dalam kesempatan ini, gubernur juga menyerahkan secara simbolis bantuan kepada 22 petani dan kelompok tani. Bantuan diberikan mulai Kredit Usaha Rakyat (KUR), sertifikat registrasi lahan porang, hingga bantuan peralatan pengolahan susu.
Sementara itu, data dari Distanbun Jateng menyebutkan, saat ini mempunyai kekuatan pangan alternatif dengan produksi jagung 3,5 juta ton per tahun, singkong tiga juta ton, serta ubi jalar yang mencapai 140 ribu ton.
Tak hanya itu, pertanian sorgum juga digenjot produktivitasnya mencapai sembilan ton per hektare. Termasuk menggenjot produksi porang di lahan seluas lebih dari 4.000 hektare yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jateng.