Lima Strategi ISEI untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat

ISEI kedepankan penguatan inklusi dan keuangan hijau untuk pemulihan ekonomi

ANTARA/Galih Pradipta
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) berkomitmen terus bersinergi dengan pemerintah untuk memperkuat dan memulihkan ekonomi Indonesia. Ketua Umum ISEI Periode 2021-2024, yang juga Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan, ISEI telah menetapkan lima strategi pokok yang akan dijadikan program ISEI ke depan.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) berkomitmen terus bersinergi dengan pemerintah untuk memperkuat dan memulihkan ekonomi Indonesia. Ketua Umum ISEI Periode 2021-2024, yang juga Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan, ISEI telah menetapkan lima strategi pokok yang akan dijadikan program ISEI ke depan.


"Terdapat lima strategi pokok yang perlu dijadikan program konkret ISEI ke depan," katanya pada kegiatan Sidang Pleno ISEI XXII dan Seminar Nasional di Semarang, Rabu (24/8).

Pertama, penguatan sinergi untuk menjaga stabilitas harga melalui kerja sama antar daerah. Kedua, penguatan sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Antara lain melalui ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan pariwisata.

Ketiga, penguatan inklusi ekonomi dan keuangan melalui pemberdayaan perempuan dalam pengembangan UMKM. Keempat, akselerasi digitalisasi pembayaran, serta mendorong digitalisasi proses bisnis pelaku usaha di daerah termasuk pengembangan start up lokal yang berbasis teknologi.

Kelima, penguatan kebijakan ekonomi dan keuangan hijau. Menurutnya, perumusan kelima strategi pokok tersebut sejalan dengan arahan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, dalam pembukaan Sidang Pleno ISEI XXII.

Pertama, sinergi untuk menjaga supply dan rantai pokok kebutuhan pokok. Ketersediaan bahan pokok khususnya pangan sangat penting dan harus dipastikan, sehingga tidak memunculkan gangguan pasokan.

Kedua, sinergi dalam perumusan kebijakan fiskal dan moneter yang efektif. Perumusan kebijakan fiskal dan moneter perlu dilakukan secara hati-hati untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan stabilitas keuangan.

"Dalam hal ini, kebijakan fiskal dan moneter mesti berpijak ke kepentingan nasional dan memperhatikan kepentingan masyarakat," katanya.

Ketiga, sinergi untuk memperkuat inovasi dan digitalisasi dalam rangka mewujudkan inklusivitas. Inovasi dan digitalisasi harus menjangkau seluruh rakyat serta mampu mendorong pemerataan dan keadilan ekonomi, jangan menjadi sumber baru terjadinya ketimpangan ekonomi.

Kegiatan Sidang Pleno ISEI XXII dan Seminar Nasional ISEI  2022 mengambil tema "Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi yang Inklusif di Era Digital". Tujuannya, meningkatkan silaturahmi antar anggota dan pengurus ISEI di seluruh Nusantara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler