Pemprov Jabar Siapkan Strategi Kembangkan Ekonomi Kreatif

Pemprov Jabar menilai perlu ada pengembangan digitalisasi untuk pemulihan ekraf

ANTARA/Raisan Al Farisi
Warga mengamati sebuah produk pada pameran umkm Pasar Kreatif di Paskal 23 Shopping Center di Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022).
Rep: Arie Lukihardianti Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jawa Barat menyiapkan strategi pengembangan ekonomi kreatif (ekraf). Sejumlah langkah dilakukan, mulai dari pemulihan ekonomi kreatif dalam masa transisi pandemi ke endemi hingga menjadwalkan tahapan pengembangan ekonomi kreatif hingga 2025.

Baca Juga


Hal itu dipaparkan dalam Webinar Nasional dengan tema Penguatan Ekosistem Kota dan Kabupaten Kreatif yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, Kamis (25/8/2022). Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, dalam strategi pemulihan ekraf perlu adanya pengembangan digitalisasi, pembentukan ekosistem pariwisata dan ekraf, serta inovasi.

Setiawan menjelaskan, ada tahapan pengembangan ekonomi kreatif di Jabar yakni, telah menargetkan linimasa fokus pengembangan ekraf Jabar terhitung 2021 hingga 2025. Pada tahun 2021-2022 berfokus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku ekraf Jabar, fokus 2022-2023 membangun ekosistem industri kreatif Jabar yang berdaya saing melalui pemanfaatan teknologi, dan pada 2023-2025 mengembangkan kelembagaan ekraf Jabar yang sinergis dan kolaboratif.

Setiawan mengatakan, pihaknya turut melakukan pengukuran Indeks Kreatif Kota dan Kabupaten (IKK) sebagai acuan perkembangan ekraf Jabar yang mengacu pada sepuluh indikator. Adapun lima kota yang berada di peringkat teratas IKK secara berturut-turut yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, dan Kota Cirebon.

Tak hanya itu, kata dia, sejumlah kota kabupaten di Jabar pun telah memiliki creative center atau CC yang dibangun oleh Pemprov Jabar seperti di Bogor, Subang, Cirebon dan Bekasi. Hal tersebut menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memantik pertumbuhan ekraf Jabar.

"Ekraf ini perlu dikembangkan karena termasuk salah satu ekonomi masa depan selain ekonomi hijau dan ekonomi digital," katanya.

Selain itu, kata Setiawan, ekraf menjadi urgensi karena Indonesia sendiri menjadi negara nomor tiga dunia dalam perkembangan ekrafnya. Ekraf pun berkontribusi Rp1.100 triliun pada PDB tahun 2020.

"Ekraf adalah tren masa depan," katanya. 

Dengan demikian, kata dia, perlu menciptakan ekosistem kreatif ini terus tumbuh dan berkembang.

Menteri Pariwisata dan Ekraf RI Sandiaga Salahudin Uno pada kesempatan yang sama mengatakan, ekraf saat ini menjadi lokomotif perekonomian negara, bahkan ekraf ini dapat menjadi ekonomi ekstraktif. Pihaknya menargetkan pada 2022 ini ekraf dapat menyerap 1,1 juta lapangan pekerjaan baru, sedangkan pada 2024 sebanyak 4,4 juta lapangan pekerjaan baru.

"Pemerintah perlu memfasilitasi tentunya dengan 3G yaitu gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi lapangan kerja," katanya. 

Sementara menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar Benny Bachtiar, webinar tersebut merupakan upaya untuk penguatan ekosistem ekonomi kreatif di kota dan kabupaten. Webinar pun sebagai bagian acuan dari pengukuran IKK Jabar tahun 2022. Jabar sendiri dari kurun waktu 2019-2021 alami kenaikan IKK.

"Hasilnya ada perubahan peringkat dari sepuluh indikator IKK terutama pada indikator pemerintah dan regulasi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler