Studi: Ekstrak Bawang Merah Terbukti Turunkan Kadar Gula Darah Hingga 50 Persen

Peneliti mengungkap bawang merah dapat turunkan gula darah dan kolesterol total.

Prayogi/Republika.
Bawang merah. Ekstrak bawang merah tampak bisa membantu menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dan kadar kolesterol total pada tikus diabetes ketika diberikan dengan obat antidiabetes metformin.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis di mana pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau insulin yang dihasilkannya tidak diserap oleh sel, dikenal juga sebagai resisten insulin. Alhasil, gula darah bisa naik dan mengancam menimbulkan kerusakan permanen pada tubuh.

Kabar baiknya, ada tindakan pencegahan yang efektif. Menurut temuan yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan The Endocrine Society ke-97 di San Diego, California, AS, ekstrak bawang (allium cepa) bisa membantu menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dan kadar kolesterol total pada tikus diabetes ketika diberikan dengan obat antidiabetes metformin.

Baca Juga



"Bawang sangat mudah ditemukan di manapun dan telah digunakan sebagai sebagai suplemen nutrisi, dan ini memiliki potensi untuk digunakan dalam mengobati pasien dengan diabetes," kata ketua peneliti Anthony Ojieh dari Delta State University di Abraka, Nigeria, seperti dilansir laman Express, Senin (29/8/2022).

Untuk tiga kelompok tikus dengan diabetes yang diinduksi secara medis, Ojieh dan rekan-rekannya memberikan metformin dan beberapa dosis ekstrak bawang mulai dari 200, 400 dan 600 miligram per kilogram berat badan setiap hari (mg/kg/hari) untuk melihat apakah itu akan meningkatkan efek obat tersebut. Mereka juga memberikan metformin dan ekstrak bawang pada tiga kelompok tikus nondiabetes dengan gula darah normal, sebagai perbandingan.

Dua kelompok kontrol, satu nondiabetes dan satu diabetes, tidak menerima metformin atau ekstrak bawang. Dua kelompok lainnya (satu dengan diabetes, satu tanpa diabetes) hanya menerima metformin dan tanpa ekstrak bawang.

Setiap kelompok berisi lima ekor tikus. Dua dosis ekstrak bawang merah, 400 dan 600 mg/kg/hari, sangat mengurangi kadar gula darah pada tikus diabetes masing-masing sebesar 50 persen dan 35 persen, dibandingkan dengan tingkat dasar pada awal penelitian sebelum tikus menerima ekstrak bawang.

Allium cepa juga dilaporkan menurunkan kadar kolesterol total pada tikus diabetes, dengan dua dosis yang lebih besar lagi memiliki efek terbesar. Ekstrak bawang merah menyebabkan peningkatan berat badan rata-rata di antara tikus non-diabetes tetapi tidak pada tikus diabetes.

Ojieh mengatakan bawang tidak tinggi kalori. Bawang tampaknya meningkatkan tingkat metabolisme, dan dengan itu meningkatkan nafsu makan yang mengarah pada peningkatan makan.

"Kita perlu menyelidiki mekanisme bawang merah yang menyebabkan penurunan glukosa darah. Kami belum memiliki penjelasan," kata Ojieh.

Ekstrak bawang merah yang digunakan dalam percobaan didapat dari umbi bawang merah yang tersedia di pasar lokal. Jika ini diberikan kepada manusia, biasanya akan dimurnikan sehingga hanya bahan aktif yang akan diukur untuk dosis yang memadai.

Penelitian ini mengikuti penelitian yang dilakukan di University of Madrid, Spanyol pada 2011. Para peneliti menyimpulkan bahwa kulit bawang dapat memberikan manfaat perlindungan bagi penderita diabetes tipe 2.

Penelitian, yang juga melibatkan ilmuwan dari Cranfield University di Inggris, menemukan bahwa kulit coklat dan lapisan luar bawang mengandung serat dan flavonoid. Sementara itu, umbinya mengandung senyawa belerang dan fruktan.

Penelitian menunjukkan bahwa karena kulit cokelat bawang merah mengandung serat makanan yang tinggi dapat digunakan sebagai bahan fungsional. Lalu, dua lapisan berdaging terluar juga mengandung serat dan flavonoid, dan memiliki kapasitas antioksidan yang tinggi.

"Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan limbah bawang merah sebagai sumber bahan alami dengan nilai fungsional tinggi, karena sayuran ini kaya akan senyawa yang memberikan manfaat bagi kesehatan manusia," kata peneliti Vanesa Benitez.

Benitez mengatakan makan serat mengurangi risiko menderita penyakit kardiovaskular, keluhan pencernaan, dan kanker usus besar. Serat juga baik untuk mengindari risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler