Polisi Temukan Potongan Tubuh Keempat Korban Mutilasi di Timika

Hanya potongan bagian tubuh yang saat ini sudah ditemukan.

Republika/Mardiah
Ilustrasi Mutilasi. (Republika/Mardiah)
Rep: Flori Sidebang Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepolisian kembali menemukan potongan tubuh korban mutilasi di Kabupaten Mimika, Papua. Dengan demikian, seluruh tubuh korban yang berjumlah empat orang itu sudah ditemukan.

Baca Juga


"Untuk jenazah yang keempat sudah ditemukan siang ini," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani saat dikonfirmasi, Rabu (31/8/2022).

Meski demikian, Faizal menjelaskan, hanya potongan bagian tubuh yang saat ini sudah ditemukan. Sedangkan empat kepala dan empat pasang kaki para korban belum ditemukan sampai saat ini.

"Iya (baru tubuh yang ditemukan), bukan (kepala dan kaki)," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini kepolisian masih melakukan identifikasi lebih lanjut terhadap keempat tubuh korban yang telah ditemukan. Sehingga dapat dipastikan identitas masing-masing korban.

"Lagi diidentifikasi sama anggota (kepolisian)," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, empat warga sipil diduga dibunuh dan dimutilasi di Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Potongan tubuh para korban dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke Sungai Pigapu, Distrik Iwaka.

Potongan tubuh pertama ditemukan pada 27 Agustus 2022. Dua hari berselang, potongan tubuh korban lainnya ditemukan. Kemudian, pada Senin (29/8/2022) potongan tubuh ketiga didapati. Namun, hingga kini satu potongan badan, empat kepala dan empat pasang kaki masih dicari.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Papua, Kombes Pol Faizal Rahmadani mengatakan, kasus ini bermula dari adanya informasi masyarakat bahwa terjadi penembakan pada Senin (22/8/2022). Kemudian, Polda Papua mendalami laporan tersebut.

"Dari pendalaman tersebut kita menemukan ternyata ada indikasi kasus pembunuhan," kata Faizal, Selasa (30/8/2022).

Ia menyebut, berdasarkan hasil penyelidikan awal, motif dugaan pembunuhan ini adalah perampokan dengan modus transaksi jual beli senjata. Korban ditawari senjata api jenis FN dan AK 47 seharga Rp 250 juta.

"Motifnya perampokan terjadinya, dengan modus rekayasa transaksi (jual beli) senjata," jelas dia.

Namun, para tersangka justru menyerahkan senjata api palsu kepada korban. Keempat korban kemudian dibunuh hingga dimutilasi dan uang sebesar Rp 250 juta itu dibawa kabur para tersangka.

Meski demikian, Faizal belum menjelaskan secara rinci peran dari masing-masing tersangka. Sebab, hingga kini aparat keamanan masih terus menyelidiki dan mendalami kasus ini.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler