Baznas: Zakat Berperan dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Ponpes

Ekosistem zakat dapat saling berkolaborasi membantu sejak tahap pencegahan

Baznas
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Saidah Sakwan MA mengatakan, zakat memiliki peran dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Saidah Sakwan MA mengatakan, zakat memiliki peran dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren.

"Ekosistem zakat dapat saling berkolaborasi membantu sejak tahap pencegahan hingga pemulihan korban kekerasan seksual yang terjadi di pesantren," ujar Saidah di Jakarta, seperti dalam siaran pers, Kamis (1/9/2022).

Hal yang sama juga disampaikan Saidah pada Workshop Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Pondok Pesantren yang diselenggarakan Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) MUI di Hotel InterContinental, Pondok Indah, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Turut hadir Wakil Menteri Agama RI Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si, Ketua KPRK Dr. Hj. Siti Ma’rifah, serta Ketua MUI Bidang PRK Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA.

Saidah menjelaskan, ajaran zakat dapat menumbuhkan rasa saling peduli terhadap sesama, menciptakan jaring sosial yang memberikan rasa aman dan nyaman, juga dengan harta yang bersih dapat menjaga diri dan keturunan dari perilaku yang dilarang Allah SWT.

"Alhamdulillah, hari ini kami Baznas bisa memberikan support kepada KPRK MUI untuk melakukan pengembangan ekosistem pesantren yang ramah terhadap anak terutama dalam rangka pencegahan kekerasan dan pelecehan seksual," katanya.
 

Baca Juga


Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Saidah Sakwan MA mengatakan, zakat memiliki peran dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren. - (Baznas)


Menurutnya, Baznas memiliki prioritas untuk menciptakan kader-kader calon ulama. "Kita punya harapan besar bahwa pesantren ini dari sisi taklimnya, dari sisi tarbiyah, dan ta'tib nya itu tetap berlangsung dengan memberikan supporting system kepada cara pengasuhannya, infrastrukturnya, kurikulumnya, kemudian kita juga memberikan infrastruktur untuk pencegahan, seperti bagaimana kita melakukan sosialisasi kepada anak-anak kita, guru-guru tentang cara mengajar yang ramah terhadap anak dan lingkungan sekitarnya," katanya.

Saidah menambahkan, seluruh stakeholder yang ada di pesantren harus peduli terhadap situasi dan kondisi anti kekerasan seksual terhadap anak, sehingga akan terbangun ekosistem yang sangat baik.

"Jika ekosistem ini terbentuk maka akan muncul kader-kader ulama. Di sinilah Baznas hadir untuk memastikan bahwa proses penciptaan ulama-ulama, kader-kader yang melakukan tafaqahu fiddin itu bisa berjalan dengan baik di pesantren," kata Saidah.

Saidah juga berharap, workshop yang diselenggarakan KPRK MUI dapat menghasilkan gerakan bersama baik antara para pengasuh pondok pesantren maupun antara komunitas pesantren dalam hal ini adalah pengasuh, santri, guru supaya terjadi daya dukung yang baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler