Rusia Perpanjang Penghentian Aliran Gas ke Jerman
Keputusan ini mempersulit Eropa dalam mengamankan bahan bakar di musim dingin.
REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Rusia telah membatalkan tenggat waktu untuk melanjutkan aliran melalui rute pasokan gas utama ke Jerman pada Sabtu (3/9). Keputusan ini mempersulit Eropa dalam mengamankan bahan bakar di musim dingin.
Nord Stream 1 yang beroperasi di bawah Laut Baltik,akan kembali beroperasi pada pukul 01.00 waktu setempat pada Sabtu, setelah tiga hari dihentikan untuk pemeliharaan. Namun perusahaan yang dikendalikan Rusia Gazprom mengatakan pada Jumat (2/9), bahwa pihaknya tidak dapat memulai kembali pengiriman dengan aman sampai mereka memperbaiki kebocoran minyak yang ditemukan di turbin vital.
"Ini adalah bagian dari perang psikologis Rusia melawan kami," ujar ketua komite urusan luar negeri parlemen Jerman Michael Roth.
Siemens Energy yang biasanya melayani turbin Nord Stream 1 mengatakan, kebocoran seperti itu seharusnya tidak menghentikan operasi pipa. Stasiun kompresor Portovaya, tempat kebocoran ditemukan, memiliki turbin lain untuk Nord Stream agar tetap beroperasi.
"Kebocoran seperti itu biasanya tidak mempengaruhi pengoperasian turbin dan dapat ditutup di lokasi. Ini adalah prosedur rutin dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan," kata Siemens Energy.
Siemens Energy mengatakan, saat ini mereka tidak dikontrak untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan di jalur tersebut, tetapi dalam keadaan siaga. Rusia menyalahkan sanksi yang dijatuhkan oleh Barat setelah menginvasi Ukraina karena menghambat operasi rutin dan pemeliharaan Nord Stream 1.
Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan sebelumnya pada Jumat, mungkin ada lebih banyak gangguan pada pengiriman melalui Nord Stream 1. "Bukan kesalahan Gazprom bahwa sumber dayanya hilang. Oleh karena itu, keandalan seluruh sistem terancam," katanya ketika ditanya apakah pemadaman lebih lanjut dapat terjadi.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan sebelumnya, Uni Eropa harus mengenakan batas harga pada pipa gas Rusia untuk menggagalkan upaya Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memanipulasi pasar. Rusia telah membantah tuduhan sebelumnya menggunakan gas sebagai senjata ekonomi atau memanipulasi pasar gas.
Harga gas grosir telah meroket 400 persen sejak Agustus 2021, merugikan industri dan rumah tangga Eropa. "Kami melihat bahwa pasar listrik tidak berfungsi lagi karena terganggu secara besar-besaran akibat manipulasi Putin," kata Von der Leyen menegaskan batas harga gas pada pasokan pipa Rusia dapat diusulkan di tingkat Eropa.
Pengurangan pengiriman melalui Nord Stream, di samping aliran gas yang lebih rendah melalui Ukraina, rute utama lainnya, telah membuat negara-negara Eropa berjuang untuk mengisi ulang tangki penyimpanan buat musim dingin. Kondisi ini mendorong banyak orang untuk memicu rencana darurat yang dapat menyebabkan penjatahan energi dan memicu kekhawatiran tentang resesi.
Juru bicara Komisi Eropa Eric Mamer menulis di Twitter, bahwa Gazprom telah bertindak di bawah dalih keliru untuk menutup Nord Stream 1. "Ini juga bukti sinisme Rusia, karena lebih memilih untuk membakar gas daripada menghormati kontrak," katanya.
Menteri keuangan G7 sepakat untuk membatasi harga ekspor minyak Rusia pada Jumat. Moskow mengatakan akan menghentikan penjualan minyak ke negara-negara yang memberlakukan pembatasan dan langkah itu akan mengacaukan pasar minyak. Rusia adalah pengekspor gabungan minyak mentah dan bahan bakar terbesar di dunia.
Jerman sangat bergantung pada pasokan gas dari Rusia dan telah berlomba untuk mengisi tangki penyimpanannya sebelum musim dingin. Penyimpanan itu sekarang hampir 85 persen penuh, tetapi Berlin mengatakan mencapai target 95 persen pada 1 November akan sulit kecuali perusahaan dan rumah tangga menggunakan lebih sedikit bahan bakar.