Rusia Salahkan Sanksi Atas Terhentinya Pasokan Gas ke Eropa
Rusia sebut sanksi Barat menghambat pemeliharaan pipa Nord Stream.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia enggan disalahkan atas penangguhan pengiriman gas yang dilakukannya lewat pipa Nord Stream. Moskow justru menyalahkan para politisi di Eropa atas hal tersebut. Sebab sanksi yang mereka terapkan terhadap Moskow menghambat pemeliharaan pipa Nord Stream.
"Jika orang-orang Eropa secara tidak masuk akal membuat keputusan untuk menolak memperbaiki peralatan mereka, atau lebih tepatnya, peralatan milik Gazprom (perusahaan gas Rusia), tetapi mereka diwajibkan secara kontrak untuk melayani, ini bukan kesalahan Gazprom. Ini adalah kesalahan para politisi yang membuat keputusan tentang sanksi,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Ahad (4/9/2022).
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, peralatan terus bekerja, Siemens Energy harus memenuhi persyaratan kontrak pemeliharaan turbin. "Semua persyaratan kontrak perbaikan telah sepenuhnya dilanggar, syarat-syarat untuk mengangkut peralatan ini telah dilanggar," kata Novak dilaporkan kantor berita Interfax.
"Selain itu, sanksi telah diperkenalkan, baik dari Kanada dan dari Uni Eropa, pada peralatan yang relevan. Oleh karena itu mereka perlu diselaraskan dengan persyaratan kontrak agar peralatan ini benar-benar terus berfungsi,” ujar Novak menambahkan.
Siemens Energy mengatakan pihaknya belum ditugaskan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Namun mereka siap melakukannya. Baik Peskov maupun Novak tak mengungkapkan sampai kapan penangguhan pasokan gas akan berlangsung.
Pada Sabtu (3/8) lalu, perusahaan gas Rusia, Gazprom, telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan memulai kembali pengiriman gas ke Jerman lewat jaringan pipa Nord Stream. Mereka mengklaim menemukan kebocoran pada Nord Stream. Artinya suplai gas dari fasilitas tersebut bisa terhenti tanpa batas waktu yang ditentukan.
Pada 31 Agustus lalu, Gazprom mengumumkan penangguhan suplai gas lewat Nord Stream dengan alasan adanya pekerjaan pemeliharaan di unit kompresor gas. Mereka mengungkapkan, pekerjaan tersebut bakal berlangsung hingga 3 Agustus. Namun dengan pengumuman terbarunya, Gazprom berarti belum akan memulai lagi pengiriman gasnya ke Jerman.
Jerman telah mengkritik keputusan Gazprom. Menurut Berlin, penangguhan pasokan gas karena adanya pekerjaan pemeliharan hanyalah dalih. Mereka menilai, penghentian sementara pengiriman gas oleh Rusia merupakan keputusan politik. Moskow telah membantah anggapan bahwa mereka menggunakan pasokan energi sebagai senjata ekonomi melawan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina.
Jerman adalah salah satu negara yang sangat bergantung pada suplai gas Rusia. Menurut Badan Jaringan Federal Jerman, sektor industri di negara tersebut mengonsumsi gas 21,3 persen lebih sedikit pada Juli lalu dibandingkan rata-rata bulan yang sama dari 2018 hingga 2021. Menyadari ketergantungan pasokan gas dari Rusia, Jerman kini tengah berusaha mencari alternatif lain.
Saat ini harga energi di Eropa mengalami lonjakan. Hal itu karena Rusia telah membatasi pasokan gasnya ke wilayah tersebut sejak pecahnya konflik di Ukraina. Bulan lalu Gazprom mengumumkan bahwa mereka akan memangkas pasokan gas alam lewat pipa Nord Stream hingga 20 persen dari kapasitas atau menjadi 33 juta meter kubik per hari. Gazprom beralasan, langkah itu diambil karena adanya perbaikan peralatan.