Naskah Khutbah Jumat: Pemuda Teladan dalam Alquran

Pemuda hebat bukan hanya yang berotak cerdas, tapi memiliki keteguhan iman.

EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi Muslim. Ilustrasi anak Muslim. Naskah Khutbah Jumat: Pemuda Teladan dalam Alquran
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Athiful KhoiriKetua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Depok Sleman

Baca Juga


اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Hadirin yang dimuliakan Allah

Terlebih dahulu, kami mengajak kepada jamaah sekalian untuk senantiasa mempersembahkan rasa syukur kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat, nikmat, dan karunia yang tiada terperikan, sehingga pada siang hari ini, kita masih diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah shalat Jumat, kewajiban sebagai insan yang beriman, sembari bersilaturahim dengan keluarga, kerabat, sanak-saudara, juga tetangga kita.

Shalawat atas Nabi Muhammad saw. selalu kita lantunkan di setiap waktu, di mana saja, dengan harapan kelak di Hari Kemudian syafaat beliau yang kita harapkan. Banyak teladan perjuangan yang beliau contohkan, semata-mata menjadi bekal dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia ini.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Tidak sedikit, Al-Qur’an menceritakan sosok pemuda ideal dalam berbagai peristiwa. Tidak hanya sebatas memuji, Kitab Suci ini-pun menjadikannya teladan dalam kebaikan sepanjang zaman. Kita mengenal Ibrahim, potret pemuda yang gigih menegakkan tauhid di tengah kepungan kesyirikan yang merajalela.

إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةٗ قَانِتٗا لِّلَّهِ حَنِيفٗا وَلَمۡ يَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Artinya: “Sungguh, Ibrahim adalah imam yang layak dijadikan teladan, lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali dia bukanlah pelaku syirik.” (QS. An-Nahl/16: 120).

Ibrahim adalah nabi keenam dalam Islam, dan Ia bergelar khalilullah (kekasih Allah). Semasa remaja, Ibrahim sering bertanya kepada ayahnya tentang Tuhan, tetapi tidak dihiraukannya. Rasa penasaran Ibrahim meneguhkan niatnya untuk mencari Tuhan yang sesungguhnya, karena Ibrahim menolak anggapan bahwa patung berhala adalah dewa: yang dapat memberi makan dan perlindungan.

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبٗاۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأٓفِلِينَ فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغٗا قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمۡ يَهۡدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ

Artinya: “Ketika malam telah gelap, Ia melihat sebuah bintang (lalu) berkata, “Inilah Tuhanku,” tetapi tatkala bintang itu tenggelam Ia berkata, “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” Kemudian tatkala Ia melihat bulan terbit (lalu) berkata, “Inilah Tuhanku,” tetapi setelah bulan itu terbenam, Ia berkata, “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” Kemudian tatkala Ia melihat matahari terbit, lalu berkata, “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.” Maka tatkala matahari itu terbenam, Ia berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (QS. Al-An’am/6: 76-78).

Kisah-kisah Ibrahim yang lain dalam hal meneguhkan kalimat tauhid banyak kita jumpai dan sering diwartakan dalam Al-Qur’an.

 

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kisah yang tak kalah heroik adalah putra beliau, Ismail. Momentum Idul Adha selalu mengingatkan kita kepada pribadi hebat ini. Ia adalah nabi kedelapan dalam sejarah Islam. Pernah suatu ketika, ayahnya, menerima wahyu untuk menyembelih dirinya: anak semata wayang yang kehadirannya ditunggu-tunggu sekian waktu lamanya. Ketika perintah itu disampaikan kepadanya, apa jawaban pemuda hebat ini? “Lakukanlah perintah Allah itu, wahai Ayah. Insya Allah aku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Shaffat/37: 102).

Alangkah hebat jawaban Ismail. Dia benar-benar sosok anak yang menjadi hiasan hati orang tua. Kita dibuat decak kagum dan takjub dengan kesalehan anak muda itu. Mendengar kisahnya, kita kemudian berharap, memohon, dan sangat berkeinginan dikaruniai anak seperti Ismail. Pertanyaannya, sudahkah kita sendiri sekualitas Ibrahim?

Ada pepatah, buah yang jatuh mesti tidak jauh dari pohonnya. Mata air yang keruh pasti memancarkan air yang keruh pula. Kita yang shalatnya tidak terjaga, jangan berharap punya anak seperti Ismail.

Kita yang dalam mendidik anak masih serampangan, jangan bermimpi punya keturunan seperti Ismail. Artinya, ketika kita ingin memiliki buah hati yang baik, saleh, dan hebat, mestinya orang tua harus baik terlebih dulu.

 

Hadirin yang dimuliakan Allah

Al-Qur’an juga mengabadikan kisah Ashabul Kahfi. Cave of the Seven Sleepers, itulah nama situs bersejarah di Yordania yang menjadi saksi atas tujuh pemuda bersama anjing mereka. Ashabul Kahfi merupakan salah satu kisah yang menakjubkan tentang tujuh pemuda yang tertidur di dalam gua selama 309 tahun. Mereka bersembunyi di dalamnya untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Decyanus demi mempertahankan keimanan. Lebih lengkap diuraikan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 09-26.

Hikmah yang bisa kita petik darinya adalah ketika mendahulukan kepentingan agama dan keimanan lebih dari apa pun jua, maka niscaya Allah akan segera memberikan pertolongan dan menyelamatkan. Selain itu, selagi kita tawakal sepenuhnya kepada-Nya, meskipun dalam kondisi dilanda masalah, dirundung musibah, maka yakinlah bahwa Allah selalu memberi jalan keluar.

Sikap tauhid dan spirit keimanan pada pemuda-pemuda teladan ini wajib diacungi jempol. Kita berdoa, semoga termasuk di antara golongan mereka.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Dari beberapa kisah pemuda ideal di atas, menginsyafi kita semua, bahwa pemuda hebat bukan hanya yang berotak cerdas dan berbadan kesatria, akan tetapi mereka yang memiliki keteguhan iman. Dan kita semua mafhum, bahwa iman merupakan kemantapan hati yang diucapkan dengan lisan kemudian dinyatakan melalui tindakan. Itulah kunci kehebatan dan keunggulan diri yang hakiki.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، أُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu: permintaan terbaik, keberhasilan terbaik, ilmu pengetahun terbaik, amal kebaikan terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, serta kematian terbaik. Teguhkanlah kami, beratkanlah timbangan kami, wujudkanlah iman kami, angkatlah derajat kami, terimalah shalat kami, dan ampunilah kesalahan dan kekhilafan kami. Kami memohon kepada-Mu tempat tertinggi di surga-Mu kelak.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, segala sesuatu yang menghadirkan kasih sayang-Mu, segala sesuatu yang mengundang ampunan-Mu, keselamatan dari segala dosa, keberhasilan dalam meraih kebajikan, kesuksesan, dan terbebas dari siksa api neraka.

Ya Tuhan kami, jangan biarkan bagi kami, dihinggapi suatu dosa dan kesalahan, kecuali Engkau ampuni; jangan biarkan bagi kami, diliputi kesusahan dan kegundahan dalam hati kami, kecuali Engkau lapangkan; dan jangan biarkan, bagi kami, kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat, kecuali Engkau penuhi, wahat Dzat Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالْمُخْتَلِفَةَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

 عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/08/25/pemuda-teladan-dalam-al-quran/
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler