Sekjen PBB Minta Negara Penyumbang Perubahan Iklim Bertanggung Jawab ke Pakistan

Banjir telah menewaskan 1.391 orang dan mempengaruhi 3,3 juta orang di negara itu.

AP/Zahid Hussain
Rumah-rumah dikelilingi oleh banjir di kota Sohbat Pur, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Selasa, 30 Agustus 2022. Para pejabat bencana mengatakan hampir setengah juta orang di Pakistan memadati kamp-kamp setelah kehilangan rumah mereka dalam banjir yang meluas yang disebabkan oleh banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya. hujan muson dalam beberapa pekan terakhir.
Rep: Dwina Agustin/ap Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, dunia berutang bantuan besar-besaran kepada Pakistan. Islamabad harus pulih dari banjir yang menghancurkan karena negara-negara lain telah berkontribusi lebih banyak pada perubahan iklim yang dianggap telah memicu banjir.

Baca Juga


"Bangsa yang lebih bertanggung jawab atas perubahan iklim…seharusnya menghadapi tantangan ini,” kata Guterres yang duduk di sebelah Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.

Hujan monsun dan banjir telah menewaskan 1.391 orang dan mempengaruhi 3,3 juta orang di negara itu. Setengah juta orang di negara itu menjadi tunawisma.

“Kami sedang menuju bencana, Kami telah mengobarkan perang terhadap alam dan alam melacak kembali dan menyerang balik dengan cara yang menghancurkan. Hari ini di Pakistan, besok di negara Anda mana pun," ujar Guterres.

Perjalanan Sekjen PBB itu dilakukan kurang dari dua minggu setelah dia meminta dana darurat sebesar 160 juta dolar AS untuk membantu mereka yang terkena dampak hujan monsun dan banjir Pakistan. Menurut perkiraan pemerintah Pakistan, bencana yang terjadi telah menyebabkan kerusakan setidaknya 10 miliar dolar AS.

Bantuan internasional akan tiba, termasuk muatan pesawat pertama  yang telah dijanjikan AS akan menjadi bantuan senilai 30 juta dolar AS. Sebelumnya Uni Emirat Arab (UEA), dan negara-negara lain mulai berdatangan. Namun, menurut Guterres, masih banyak yang harus dilakukan.

"Saya meminta dukungan besar-besaran dari komunitas internasional saat Pakistan menanggapi bencana iklim ini," ujar Sekjen PBB itu melalui Twitter.

Guterres mengatakan dalam pertemuan di Islamabad, negara-negara lain yang berkontribusi terhadap perubahan iklim berkewajiban untuk mengurangi emisi dan membantu Pakistan. Dia meyakinkan Sharif, dukungan sepenuhnya untuk melayani pemerintah Pakistan dan rakyat Pakistan.

"Seluruh sistem PBB adalah untuk melayani Pakistan," ujar Guterres.

Menurut Guterres, Pakistan belum berkontribusi secara berarti terhadap perubahan iklim, tingkat emisi di negara ini relatif rendah. Namun, Islamabad adalah salah satu negara yang paling terpengaruh secara dramatis oleh perubahan iklim.

Guterres juga mengarahkan kata-katanya kepada komunitas internasional untuk terus menyalurkan bantuan. Dia mengatakan bahwa menurut beberapa perkiraan, Pakistan membutuhkan sekitar 30 miliar dolar AS untuk pulih.

Sejauh ini, badan-badan PBB dan beberapa negara telah mengirim hampir 60 pesawat bantuan. Pihak berwenang mengatakan UEA adalah salah satu kontributor paling dermawan, karena sejauh ini telah mengirim 26 penerbangan yang membawa bantuan atau korban banjir.

Banjir telah menyentuh seluruh Pakistan, termasuk situs warisan seperti Situs Warisan Dunia UNESCO Mohenjo Daro. Tempat ini dianggap sebagai salah satu pemukiman perkotaan kuno yang paling terpelihara di Asia Selatan. Situs ini merupakan peradaban yang berusia 4.500 tahun, bertepatan dengan peradaban Mesir kuno dan Mesopotamia. Badan warisan PBB mengumumkan akan mengirim 350 ribu dolar AS untuk membantu memulihkan situs warisan budaya yang rusak akibat banjir.

Sejak Juni, hujan lebat dan banjir telah menambah beban baru bagi Pakistan yang kekurangan uang dan menyoroti efek yang tidak proporsional dari perubahan iklim pada populasi miskin. Para ahli mengatakan, Pakistan hanya bertanggung jawab atas 0,4 persen dari emisi bersejarah dunia yang disalahkan atas perubahan iklim. AS bertanggung jawab atas 21,5 persen, Cina 16,5 persen, dan Uni Eropa 15 persen. 

 

Sumber: https://apnews.com/article/floods-pakistan-united-nations-islamabad-antonio-guterres-2b9fe364b59b7f804d3b926c5cf82731?utm_source=homepage&utm_medium=TopNews&utm_campaign=position_9

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler