Kenaikkan Harga BBM Diyakini Pengaruhi Industri Otomotif
Tan juga meyakini penggunaan mobil listrik akan meningkat setelah naiknya harga BBM.
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diyakini akan mempengaruhi industri otomotif. Project Director Astra Financial GIIAS 2022, Tan Chian Hok memprediksi, kenaikkan harga BBM akan membuat konsumen beralih ke mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC). Apalagi setelah ada aturan mobil mewah dengan CC di atas 1.400 dilarang menggunakan BBM bersubsidi.
"Market terbesar memang masih LCGC dan populer. Kalau kita lihat kontribusinya mungkin sekitar 60-70 persen," kata Tan di Surabaya, Rabu (14/9).
Selain LCGC, Tan juga meyakini penggunaan mobil listrik akan meningkat setelah naiknya harga BBM. Apalagi, pemerintah gencar mengkampanyekan penggunaan mobil listrik yang dianggap lebih ramah lingkungan.
"Memang trennya akan ke sana, saya pikir cukup baik tapi belum banyak. Sekarang adalah double engine yaitu hybrid. Prospek masih sangat cerah ke depannya," ujarnya.
Tan mengungkapkan, industri otomotif memang mulai bergeliat setelah semoat terpuruk dampak pandemi Covid-19. Termasuk di Jawa Timur. Tren penjualan mobil di Jatim, kata Tan, mengalami kenaikkan sebesar 27 persen pada 2021. Yakni dari 71.923 unit pada 2020 menjadi 90.623 unit pada 2021. Begitu pun di awal 2022 dimana trennya masih positif.
Maka dari itu, pada GIIAS Surabaya Astra Financial menargetkan penjualan hingga 1.000 unit. Target ini dua kali lipat daripada pagelaran GIIAS Surabaya tahun lalu yang digekar di tengah pandemi Covid-19. Tan mengungkapkan, untuk bisa mencapai target tersebut, pihaknya menyediakan promosi pembiayaan dengan bunga mulai 0,77 persen hingga uang muka (DP) ringan.