10 Makanan Ini Bersifat Anti Kanker
Makanan yang dikonsumsi berperan utama dalam perkembangan sel kanker.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola makan memainkan peran utama dalam perkembangan kanker. Peningkatan konsumsi makanan tertentu dapat membantu mengurangi risiko kanker, begitu juga sebaliknya.
Menurut tinjauan komprehensif 2017 yang diterbitkan dalam American Journal of Cancer Research, lebih dari 50 persen dari semua diagnosis kanker dan kematian akibat kanker, sebagian besar, dapat dicegah. Sementara itu, 30 persen dari semua kasus kanker terkait dengan makanan yang dikonsumsi.
Makanan yang menyediakan senyawa peningkat kesehatan, biasa disebut fungsional. Ini termasuk teh hijau, brokoli, kembang kol, kubis, kangkung, bawang putih, buah beri yang terkait erat dengan risiko kanker lebih rendah.
Berikut beberapa makanan fungsional lain yang memiliki sifat anti-kanker, seperti dikutip dari Health Digest, Sabtu (17/9/2022).
1. Alpukat
Percobaan laboratorium (dalam cawan kultur) serta beberapa penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa ekstrak alpukat dapat menghancurkan atau menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel kanker. Hal ini termasuk payudara, usus besar, hati, paru-paru, laring, leukemia, esofagus, mulut, ovarium , dan prostat.
2. Minyak zaitun
Efek perlindungan terkuat dari minyak zaitun diamati untuk kanker payudara, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kemih. Efek antikanker ini dikaitkan dengan susunan nutrisi yang kaya akan lemak tak jenuh tunggal, kebanyakan asam oleat.
3. Kayu manis
Menurut tinjauan studi yang diterbitkan dalam Journal of Toxicology edisi 2018, kayu manis dan/atau senyawa aktifnya terbukti memiliki khasiat antitumor yang ampuh dalam berbagai jenis kanker. Ekstrak kayu manis memberikan efek perlindungan kanker pada berbagai titik dalam perkembangan kanker.
4. Lada hitam
Dianggap sebagai "raja rempah-rempah" lada hitam juga telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati masalah menstruasi dan gangguan pada telinga, hidung, dan tenggorokan. Sebagian besar dikenal karena sifat anti-inflamasi dan analgesiknya, lada hitam juga menunjukkan efek antikanker.
5. Protein whey
Whey adalah produk sampingan cair dari produksi keju yang selanjutnya diolah menjadi bubuk protein whey.
Orang yang secara teratur mengonsumsi protein whey untuk mendapatkan otot dan pemulihan olahraga akan senang mengetahui bahwa protein whey juga memiliki sifat antikanker, menurut tinjauan 2015 di Journal of Cancer.
6. Minyak MCT
Menurut penelitian laboratorium yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences edisi 2015, minyak MCT atau suplemen dari minyak kelapa sawit ini ditunjukkan untuk mempersingkat kelangsungan hidup sel kanker. Itu mulai dari kanker usus besar, payudara, dan kulit manusia yang dikultur 70 persen hingga 90 persen dibandingkan dengan kontrol.
7. Pisang
Menurut studi tahun 2022 yang diterbitkan di Food Science & Nutrition, pisang merupakan sumber yang kaya akan senyawa antioksidan bioaktif, terutama flavonoid catechin dan quercetin. Antioksidan ini memperkuat mekanisme pertahanan seluler terhadap kerusakan oksidatif akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan kanker.
8. Kenari
Kenari punya manfaat luar biasa dalam hal mengurangi risiko terkena kanker, menurut American Institute for Cancer Research (AICR). Beberapa senyawa kunci yang ditemukan dalam kenari, terutama ellagitannins, melatonin, dan gamma-tocopherol (suatu bentuk vitamin E), tampaknya bekerja secara sinergis melalui beragam mekanisme untuk memerangi kanker.
9. Tuna
Karena sebagian aktivitas anti-inflamasinya, lemak omega-3 dari ikan tuna dapat melindungi dari berbagai jenis kanker. Asam lemak omega-3 DHA (asam docosahexaenoic) mengurangi kelangsungan hidup sel hingga 80-90 persen dan menurunkan potensi metastasis kanker ovarium.
10. Mentega
Mentega kaya akan asam linoleat terkonjugasi (CLA) dan butirat, dua jenis lemak dengan sifat antikanker, terutama yang berkaitan dengan kanker payudara dan kolorektal. Menurut tinjauan uji coba hewan dan manusia tahun 2019 yang diterbitkan di Nutrients, CLA paling efektif melawan kanker ketika dikonsumsi di awal proses karsinogenesis (pembentukan kanker).