Sakit Gigi Bisa Berdampak pada Kecerdasan Anak, Dokter: Jangan Diabaikan
Bila gigi anak rusak, akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan otak.
REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Dokter gigi Siska Mardiana menyatakan kebersihan gigi harus ditanamkan sejak bayi. Kesehatan gigi menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.
"Bila gigi rusak dan sering kali menimbulkan kesakitan tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan otak," kata Siska Mardiana saat memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut di Kabupaten Lebak, Kamis (21/9/2022).
Orang tua harus memperhatikan kondisi kesehatan gigi anak-anaknya dengan menanamkan kebersihan sejak bayi dan usia satu tahun bisa menggunakan sikat gigi. Sekarang sudah banyak sikat gigi usia bayi sehingga perlu ditanamkan oleh orang tuanya sejak bayi.
Dia mengatakan, masyarakat jangan sampai mengabaikan sakit gigi karena bisa mengakibatkan infeksi otak dan berdampak terhadap kecerdasan anak. Karena itu, kecerdasan anak-anak sebagai generasi bangsa penerus tentu harus dijaga kesehatan gigi dan jangan sampai sakit gigi. Kesehatan gigi, kata dia, dengan melakukan kebersihan sehari dua kali sikat gigi mulai pagi setelah makan dan malam hari mau tidur.
"Jika gigi itu tidak bersih maka akan terkontaminasi bakteri dari sisa makanan dan bisa menjadi asam, sehingga menimbulkan kerusakan gigi, seperti bolong," kata Siska yang kini tugas di Puskesmas Rangkasbitung.
Menurut dia, selama ini, tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi masih rendah. Selain itu juga masyarakat masih memandang pemeriksaan kesehatan gigi masih menakutkan karena melihat peralatan -peralatan.
Begitu juga masyarakat tidak boleh mencabut gigi pada orang yang mengidap penyakit darah tinggi. Kebanyakan mereka pasien sakit gigi itu, mereka mau melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas dan rumah sakit dalam kondisi sudah parah.
Karena itu, masyarakat jangan sampai terjadi infeksi gigi yang menyebabkan pengidapnya merasakan sakit berlebihan dan sulit untuk tidur. Bahkan, mematikan apabila kondisinya sudah membengkak besar pada bagian gusi dan mengeluarkan nanah, sehingga memengaruhi terhadap saluran pernafasan tenggorokan.
"Kami minta masyarakat bila sakit gigi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan dan jangan menunggu dalam kondisi parah," katanya menjelaskan.
Untuk mencegah sakit gigi, kata dia, pihaknya setahun satu kali melaksanakan program sosialisasi dan edukasi untuk memberikan pengetahuan pentingnya menjaga kebersihan gigi. Program sosialisasi itu disampaikan pada siswa SD dan SMP agar mereka memahami pentingnya melakukan kesehatan gigi dengan menyikat gigi sehari dilakukan dua kali.
Selain itu juga menghindari makanan yang serba instan karena menggunakan pengawet juga mengurangi minuman manis-manis dan es. Sebab, makanan itu lebih cepat menimbulkan kerusakan pada gigi.
"Kami berharap masyarakat agar rajin memeriksakan gigi ke puskesmas dan rumah sakit setiap enam bulan sekali juga menjaga kebersihan dengan menyikat gigi," kata drg Siska.