Berkaca Kasus Sambo, Tim Bayangan Nadiem Dinilai Rawan Penyalahgunaan

BPK diminta menelusuri penggunaan anggaran oleh tim tersebut.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 'Tim bayangan' Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim dinilai sangat rentan penyalahgunaan. Karena itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diminta merespons hal tersebut, terutama dari segi anggaran yang digunakan oleh Kemendikbudristek.

"Patut diduga, 400 orang shadow team ini adalah satgas tersebut. Berkaca pada kasus Sambo di institusi kepolisian, penggunaan satgas semacam ini sangat rentan penyalahgunaan," ujar Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri dalam pernyataannya, Ahad (25/9/2022).

Iman kemudian mempertanyakan dari mana gaji yang diterima oleh 400 orang 'tim bayangan' itu. Jika gaji mereka menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), maka hal itu harus disampaikan kepada publik dalam rangka asas akuntabilitas dan transparansi, sebab hal itu menyangkut uang rakyat.

"Andaikata tidak dari APBN, lantas sumber gaji mereka dari mana? P2G mendesak BPK merespon ini, harus diperiksa saya rasa dari segi anggarannya," jelas Iman.

Dia mengatakan, 400 orang 'tim bayangan' itu disebut sebagai orang kepercayaan Nadiem. Tim khusus yang dibentuk Nadiem dalam rangka menyukseskan program-program Kemendikbudristek. Namun, kata Iman, ada hal yang harus diingat, Kemendikbudristek memiliki ribuan pegawai atau ASN, baik yang struktural maupun fungsional.

P2G juga merasa keberadaan tim tersebut bisa saja mengganggu atau berpotensi menggeser keberadaan ASN Kemendikbudristek yang jelas-jelas bertugas mengabdi di sana. "Kami melihat justru keberadaan mereka akan menggoyahkan birokrasi internal Kemendikbudristek. Sebab, jumlahnya tak sedikit, 400 orang," ujar Kepala Bidang Diklat dan Peningkatan Kompetensi Guru P2G, Fauzi Abdillah.

Fauzi khawatir 'tim bayangan' itu akan dapat merusak tatanan birokrasi di internal Kemendikbudristek sehingga kinerja ASN-nya terganggu, bahkan berpotensi mengalami demotivasi kerja. "Apa boleh buat, jika Mas Menteri lebih yakin dan percaya kepada kinerja shadow team ini ketimbang ASN di internal Kemdikbudristek, meskipun ini preseden tidak baik dalam konteks tata kelola lembaga," kata Fauzi.

P2G menilai, jika alasan menghadirkan 400 orang itu membantu berkontribusi dalam mengerjakan tugas-tugas pegawai ASN Kemendikbudristek, maka bisa saja mereka cukup melakukan transfer pengetahuan, pengalaman, atau teknologi kepada internal pegawai Kemendikbudristek. Jangan sampai mereka justru mengambil alih tupoksi pegawai Kemendikbudristek.

"Kami pikir, Mas Menteri harus menyampaikan ke publik nama-nama 400 orang shadow team ini, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas," kata Kepala Bidang Litbang Pendidikan P2G, Feriyansyah.

Baca Juga


Publik bertanya...

Menurut Feri, publik patut bertanya-tanya bentuk produk inovatif yang dikerjakan atau dihasilkan oleh 400 tim bayangan itu yang bermanfaat bagi puluhan juta guru, siswa, dosen, mahasiswa, serta stakeholders pendidikan Indonesia. Sebagai guru dan dosen, pihaknya belum melihat produk inovatif itu.

"Kenyataannya gaji guru honorer tetap menyedihkan selama ini. Data hasil Asesmen Nasional 2021 dari Kemendikbudristek menunjukkan 50 persen siswa kita belum mampu mencapai kompetensi dasar di bidang literasi. Tiga dari empat siswa belum mampu mencapai kompetensi minimum bidang numerasi," lanjut Feri.

Hasil PISA juga menunjukkan, kemampuan literasi, numerasi, dan sains anak Indonesia juga masih konsisten rendah di bawah rata-rata negara di dunia. Lalu, sebanyak 193 ribu guru lulus Tes PPPK pada 2021, tapi hingga sekarang belum kunjung diangkat dan diberi SK.

"Bahkan bagi mereka yang sudah lulus passing grade, namun justru tidak ada formasi di daerah, bahkan diantara mereka guru PPPK ini puluhan ribu yang belum kunjung digaji selama berbulan-bulan," kata dia.

Feri juga mengingatkan, Indonesia mengalami darurat kekurangan guru sampai sekarang. Indonesia membutuhkan 1,3 juta guru ASN di sekolah negeri. Rekrutmen guru PPPK hanya mampu mengisi 293 ribu saja.

"Apa kira-kira inovasi sebagai solusi dari tim khusus Nadiem untuk menanggulangi ini? Lantas apa gerangan inovasi yang sudah dihasilkan oleh shadow team yang dibanggakan Mas Nadiem tersebut bagi guru dan siswa?" jelas dia.

Sebelumnya, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, mengungkapkan adanya tim berisi 400 orang di luar kementerian yang turut mendesain produk-produk Kemendikbudristek. Setiap manajer produk dan ketua tim dari tim tersebut memiliki posisi yang hampir setara dengan direktur jenderal (dirjen) di Kemendikbudristek.

"Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian," ujar Nadiem dalam cuplikan video yang diunggah di akun Instagramnya @nadiemmakarim, belum lama ini.

Dalam video itu, Nadiem menyatakan, tim yang beranggotakan 400 orang itu bukanlah vendor untuk kementerian. Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk Kemendikbudristek.

"Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapa di antaranya hadir di sini. Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk kami," kata Nadiem.

Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang cara kerja tim tersebut, yakni pertama pihak Kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka. Lalu tim tersebut akan melakukan survei dan memvalidasi apa yang hendak dikerjakan ke lapangan.

"Jadi kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan, 'Sebentar, kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan'," kata Nadiem.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler