Tekan Angka Kecelakaan di Jalan, Kemenhub Gencarkan Program SALUD
Dalam menumbuhkan kesadaran tersebut dibutuhkan pengenalan sejak dini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari ketidakpatuhan pengguna jalan terhadap peraturan lalu-lintas serta rambu-rambu lalu lintas, tidak jarang menyebabkan terjadi kecelakaan di jalan. Dalam menumbuhkan kesadaran tersebut dibutuhkan pengenalan sejak dini selain itu untuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dapat terus menggencarkan program Sadar Lalu Lintas Usia Dini (SALUD).
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hendro Sugiatno, mengatakan, untuk menumbuhkan kepatuhan terhadap rambu-rambu lalu-lintas, tidak bisa instan dan seharusnya dilakukan edukasi sejak usia dini/anak-anak untuk menanamkan sikap disiplin dalam menjaga keselamatan di jalan dengan memahami peraturan dan mematuhi rambu-rambu yang ada.
“Kami mengajak para pemangku kepentingan terkait masalah keselamatan jalan untuk memanfaatkan usia emas anak untuk memberi pendidikan tentang bagaimana berlalu lintas yang baik dan berkeselamatan,” kata Hendro dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/9/2022).
Dia mengatakan, pendidikan sadar berlalu lintas sejak usia dini, penting untuk diterapkan sebagai landasan dari pembangunan karakter manusia yang berkeselamatan dalam bertransportasi. Dan, dirinya berharap, anak-anak sudah dapat memahami apa arti berlalu lintas yang baik dan memberikan contoh kepada orang-orang terdekatnya bahkan ke orang yang lebih dewasa yang belum mengetahui berlalulintas yang aman dan berkeselamatan.
Hendro juga mengatakan, pendidikan SALUD yang sudah diberikan sejak dini di masa usia emas anak-anak agar dapat memberikan pengalaman yang membekas di hatinya. Sehingga, hal itu menjadi karakter/sikap yang kemudian bakal diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai aspek keselamatan berlalu lintas, gerakan sadar berlalu-lintas sejak usia dini perlu disajikan dengan format yang menarik dan dilakukan secara konsisten.
“Dalam merealisasikan gerakan tersebut, kami juga mengajak para pihak terkait seperti Kemendikbudristek, Kepolisian, Pemerintah Daerah, Akademisi, dan pemerhati anak untuk berkolaborasi meningkatkan metode pendidikan SALUD dengan format yang menarik," ujarnya.
"Kita bisa menggunakan cara-cara yang mengakar pada budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia yang beragam, sehingga memiliki kedalaman dan dapat diterima dengan mudah bagi anak-anak,” katanya lagi.
Para pendidik
Pada kesempatan terpisah, Praktisi Penyuluh Keselamatan Nasional, Erlina Indriasari juga menjelaskan, selain menanamkan sikap disiplin dalam menjaga keselamatan di jalan dengan memahami peraturan dan mematuhi rambu-rambu lalu-lintas pada anak-anak, program SALUD ini juga memberikan penyuluhan dan pengenalan kepada para pendidik anak-anak. Seperti guru Taman Kanak-Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Dengan memberikan penyuluhan kepada para guru diharapkan mereka dapat menanamkan kesadaran berlalu lintas kepada para murid-muridnya. Dan pendidikan sadar berlalu lintas sejak usia dini penting untuk diterapkan sebagai landasan dari pembangunan karakter manusia yang berkeselamatan dalam bertransportasi,” katanya.
Erlina juga mengatakan bahwa program ini telah rutih dilakukan di kota-kota di Tanah Air. Seperti belum lama ini dilakukan di Lampung, dimana pada penyuluhan SALUD di Lampung ini diselenggarakan oleh BPTD Wilayah VI Lampung dan Bengkulu yang bekerjasama dengan Dishub Propinsi Lampung dan diikuti oleh 35 Guru TK dan PAUD se- Provinsi Lampung.
“Dengan memberikan pemahaman sejak dini kepada anak-anak terkait apa arti berlalu lintas dan menberikan contohnya maka diharapkan jika dewasa kelak mereka lebih mengetahui berlalulintas yang aman dan keselamatan berkendaraan,” ucapnya.