Puan Maharani Dorong Peningkatan Kerja Sama Parlemen RI-Inggris
Puan berharap kerja sama Indonesia dan Inggris berfokus pada sektor ekonomi hijau
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mendorong peningkatan kerja sama antarparlemen Indonesia dan Inggris.
"Saya percaya peningkatan kontak parlemen ke parlemen melalui dialog antarparlemen secara reguler juga penting untuk peningkatan hubungan bilateral kita," kata Puan Maharani.
Pernyataan itu ia sampaikan saat bertemu Ketua Dewan Rakyat Inggris Sir Lindsay Harvey Hoylemenjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Parliamentary Speakers Summit (P20), di ruang Pimpinan DPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Menurut Puan, DPR telah membentuk 102 Grup Kerja Sama Bilateral dengan parlemen negara sahabat, di antaranya dengan Parlemen Inggris. Puan lantas meminta dukungan dari Parlemen Inggris untuk secara konsisten dan berkelanjutan mendukung integritas teritorial Indonesia.
"Hal tersebut sehubungan dengan adanya aksi-aksi individu atau kelompok di Inggris yang mengadvokasi aksi yang menentang integritas teritorial Indonesia, khususnya di Papua," ujar Puan.
Dia pun berharap kedua negara dapat memanfaatkan forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO) untuk mengupayakan peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-Inggris secara berkelanjutan dan saling menguntungkan. "Saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris berfokus pada sektor ekonomi hijau, seperti investasi dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan untuk transisi ekonomi," kata mantan Menko PMK itu pula.
Puan juga menyambut baik kerja sama pengembangan program transportasi rendah karbon yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan Inggris yang peluncurannya dilaksanakan pada 5 Juli lalu di Jakarta. Apresiasi juga diberikan terkait hubungan erat dalam bidang pertahanan.
"Di tingkat global, saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris juga dapat ditingkatkan. Saya mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan Inggris untuk memperkuat multilateralisme (menolak unilateralisme) dan pendekatan kolaboratif dalam mengatasi masalah-masalah global," ujarnya lagi.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Gilang Dhielafararez yang mengikuti pertemuan mengungkapkan bilateral meeting antara Puan dan Sir Lindsay Harvey Hoyle juga turut membahas soal pengurusan visa bagi warga negara Indonesia yang hendak berkunjung ke Inggris. "Dulu kan urus visa ke Inggris sekitar 10 hari, sekarang cukup lama bisa 6-7 minggu. Ibu Ketua DPR berharap agar pengurusan visa bisa lebih dipercepat, apalagi sekarang banyak mahasiswa kita yang mengambil kuliah di UK," kata Gilang.