PSSI: FIFA akan Beri Pendampingan Perbaikan Sistem Persepakbolaan Indonesia
Stadion Kanjuruhan masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh FIFA.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan bahwa Otoritas Sepak Bola Dunia (FIFA) akan memberikan pendampingan untuk perbaikan sistem persepakbolaan di Indonesia. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan bahwa PSSI sudah melakukan komunikasi dengan FIFA terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan dan ada sejumlah hal yang dibicarakan.
"Pertama tentu mengucapkan duka cita. Kedua, FIFA akan memberikan pendampingan untuk memperbaiki semua sistem persepakbolaan Indonesia, baik pengamanan, suporter, dan lainnya," kata Iriawan saat meninjau Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Menurut Iriawan, setelah melakukan pengecekan langsung di Stadion Kanjuruhan tersebut ada sejumlah catatan penting. Beberapa di antaranya adalah stadion tersebut masih belum memiliki kursi untuk masing-masing penonton guna menentukan kapasitas maksimal.
Kemudian, lanjut Iriawan, di Stadion Kanjuruhan tersebut juga disiapkan tribun berdiri yang sesungguhnya tidak lazim disiapkan dalam sebuah stadion. Nantinya, tidak akan ada lagi tribun berdiri bagi para penonton di stadion tersebut. "Banyak kekurangannya, single seat yang belum ada, kemudian tribun berdiri itu nantinya tidak boleh," jelasnya.
Iriawan mengakui bahwa Stadion Kanjuruhan masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh FIFA. Di luar negeri, stadion yang dimiliki oleh klub-klub besar memang sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Otoritas Sepak Bola Dunia tersebut. "Ini mereka (Arema FC) juga masih menyewa punya pemerintah daerah. Mungkin pemeliharaan juga terbatas. Oleh karena itu, kemarin Presiden Joko Widodo akan melakukan renovasi sesuai dengan aturan yang mendekati atau sama dengan FIFA," katanya.
Pada Sabtu (1/10/2022), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat.