BPBD DKI Pastikan tak Ada Lagi Pengungsi Banjir di Jakarta
BPBD DKI memastikan sudah tidak ada lagi pengungsi banjir di Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memastikan tidak ada lagi warga yang masih mengungsi karena sudah kembali ke rumah masing-masing setelah seluruh titik banjir surut.
"Selanjutnya kami fokus pembersihan sisa-sisa lumpur dan sampah yang ada setelah banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di Jakarta, Senin (10/10/2022).
Ia memastikan sejuk pukul 18.00 WIB, sudah tidak ada lagi banjir di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur karena air sudah surut. Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta total ada sebanyak 68 rukun tetangga (RT) terdampak banjir dengan ketinggian bervariasi hingga tiga meter.
Banjir ketinggian tiga meter sempat terjadi di lima RT di Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Kemudian banjir ketinggian 1,5 meter hingga 2,1 meter juga terjadi di sejumlah titik di antaranya Kelurahan Bidara Cina, Kelurahan Cawang, Kelurahan Kampung Melayu.
Banjir di Jakarta pada Senin ini terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. BPBD DKI mencatat total pengungsi sementara mencapai 676 orang pada pukul 15.00 WIB.
Mereka tersebar di tiga titik yakni Kelurahan Cawang sebanyak 58 kepala keluarga (KK) atau 235 jiwa di Mushola Al Islah dan Mushola Al Hidayah. Kemudian di Kelurahan Bidara Cina sebanyak 25 KK atau 69 jiwa di Karang Taruna RW 11 dan RPTRA Permata serta di Masjid AL Abror.
Selain itu, di Kampung Melayu sebanyak 125 KK atau 372 jiwa di SDN 02 Kebon Pala, Kantor RW 07 dan Masjid Jami Ittihadul Ikhwan. Pihaknya sudah menyalurkan bantuan yang didistribusikan BPBD DKI Jakarta ke lokasi tersebut mencakup air mineral, biskuit, matras dan selimut.
Selain itu, Suku Dinas Sosial Jakarta Timur turut mendistribusikan bantuan berupa air mineral dan makanan siap saji melalui dapur darurat.
Sebelumnya, hujan dengan intensitas ekstrem di kawasan Bogor pada Ahad (9/10) malam yang mencapai 168,8 milimeter per hari yang mendorong ketinggian muka air di Bendung Katulampa naik menjadi 220 cm dengan status bahaya.
Kemudian, diikuti kenaikan ketinggian muka air di Pos Pantau Depok menjadi 270 cm berstatus siaga dan Pintu Air Manggarai menjadi 760 cm atau waspada. Akibatnya, beberapa wilayah yang berada di aliran Kali Ciliwung terdampak banjir.