Mengapa Orang Berusia di Bawah 50 Makin Banyak yang Kena Kanker?

Studi ungkap penyebab kanker yang terjadi sebelum usia 50 tahun.

PxHere
Kanker (ilustrasi). Apa yang kita hadapi di awal kehidupan dapat memengaruhi risiko terkena kanker di kemudian hari.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan orang tahu apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker. Pakai tabir surya, berhenti merokok, hindari makanan olahan, jaga kebugaran, menurunkan berat badan, dan tidur yang cukup, contoh upayanya. Tetapi, bagaimana jika sebagian besar penyebab kanker telah terjadi di tahun-tahun awal kehidupan, atau lebih buruk lagi, sebelum kita lahir?

Sebuah studi terbaru dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard University mengatakan hal itu mungkin terjadi, terutama pada kanker yang terjadi sebelum usia 50 tahun (early-onset cancers). Temuan terpenting dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Review Clinical Oncology ini adalah bahwa orang yang lahir setelah tahun 1990 lebih mungkin terkena kanker sebelum usia 50 tahun daripada orang yang lahir, misalnya, pada tahun 1970.

Baca Juga


Artinya, orang muda akan lebih banyak menderita kanker. Apa yang kita hadapi di awal kehidupan dapat memengaruhi risiko terkena kanker di kemudian hari, dan tinjauan tren kanker ini melihat bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi kanker onset dini.

Paparan apa di awal kehidupan yang terkait dengan kanker masih belum sepenuhnya jelas. Akan tetapi, pilihan diet, gaya hidup, lingkungan, dan mikrobioma sudah jelas jadi penyebab.

Saat mengamati sejumlah orang, peneliti dapat melihat bahwa pola makan dan gaya hidup terbentuk sejak dini. Hal ini terlihat pada kasus obesitas anak yang cenderung tumbuh menjadi orang dewasa dengan obesitas.

Karena obesitas dikenal sebagai faktor risiko kanker, maka orang dewasa tersebut cenderung mengembangkan kanker pada usia lebih dini. Bisa jadi, itu karena mereka telah terpapar faktor risiko untuk waktu yang lebih lama.

Tentu saja, beberapa kasus dari kanker onset dini ini terdeteksi melalui program skrining dan diagnosis lebih awal, yang berkontribusi pada peningkatan jumlah kanker baru yang didiagnosis setiap tahun, di seluruh dunia. Dikutip dari laman The Indian Express, Senin (10/10/2022), kanker onset dini juga memiliki tanda genetik yang berbeda dibandingkan dengan kanker onset lambat dan lebih mungkin menyebar daripada kanker yang didiagnosis di kemudian hari.

Ini berarti bahwa kanker tersebut mungkin memerlukan jenis perawatan yang berbeda dan pendekatan yang lebih personal yang disesuaikan dengan usia pasien pada saat kanker berkembang. Studi Brigham mengamati 14 kanker dan menemukan bahwa susunan genetik kanker dan agresi serta pertumbuhan kanker berbeda pada pasien yang mengembangkannya sebelum usia 50 tahun dibandingkan dengan mereka yang mengembangkan kanker yang sama setelah usia 50 tahun.

Ini tampaknya lebih menonjol pada beberapa jenis kanker usus kolorektal, pankreas, dan lambung. Salah satu alasan yang mungkin untuk kecenderugan ini berkaitan dengan diet dan mikrobioma.

Bakteri usus diubah oleh diet tinggi gula, antibiotik, dan masa menyusui. Dan ketika pola hal-hal ini berubah di masyarakat dari waktu ke waktu, begitu juga bakteri di usus

Jika sel-sel sehat terprogram di dalam rahim, maka sel-sel yang terus berkembang menjadi penyebab kanker mungkin juga demikian. Pola makan ibu, obesitas, dan paparan lingkungan, seperti polusi udara dan pestisida, diketahui meningkatkan risiko penyakit kronis dan kanker.

Sebaliknya, pembatasan asupan makanan selama kehamilan seperti kelaparan, meningkatkan risiko kanker payudara pada keturunannya. Kedua temuan ini akan memiliki implikasi yang berbeda terkait pendekatan sosial untuk mengurangi risiko kanker.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan jumlah orang muda yang didiagnosis multiple myeloma di seluruh dunia. Ini adalah kanker darah yang tidak dapat disembuhkan yang biasanya menyerang pasien di atas usia 70 tahun. Studi ini menandai obesitas sebagai faktor risiko penting untuk penyakit awal, tetapi jelas ada faktor risiko lain yang belum terungkap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler