Dua Kali Selamatkan Sepak Bola Indonesia, Pakar Puji Kehebatan Komunikasi Erick Thohir
Erick Thohir dinilai menguasai sebuah persoalan.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri BUMN RI Erick Thohir telah tercatat dua kali menyelamatkan sepak bola Indonesia. Pertama, orang nomor satu di Kementerian BUMN ini mendapatkan penugasan khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala Liga Indonesia dibekukan oleh FIFA.
Waktu itu Erick Thohir belum memiliki jabatan apapun sebagai pejabat publik namun masih berstatus sebagai Presiden Inter Milan FC dan Ketua International Olympic Committee (IOC). Ia mendapatkan penugasan karena memiliki hubungan yang dekat dengan para petinggi FIFA karena bermarkas di Eropa.
"Saya dua kali diminta bapak presiden di tahun 2015-2016 itu saya tidak punya jabatan apa-apa. Saya masih Presiden Inter Milan waktu itu," terang Erick Thohir dalam sebuah wawancara di stasiun televisi swasta beberapa hari lalu.
"Beliau Bapak Presiden (Jokowi) tau, bagaimana saya punya hubungan baik dengan organisasi sepak bola di Eropa," ujarnya.
Kedua, Erick Thohir kini kembali mendapatkan penugasan khusus untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia karena tragedi Kanjuruhan, Malang. Tragedi ini menjadi perhatian dunia sepak bola di seluruh dunia lantaran menelan korban hingga 131 jiwa. Data tersebut dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Di penugasan kedua dari Presiden Jokowi ini, Erick Thohir langsung bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar dengan membawa surat. Surat ini ditulis langsung oleh Presiden Jokowi kepada FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi kontraproduktif memajukan sepak bola Indonesia.
Pakar Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, Erick Thohir orang yang tepat diutus Presiden Joko Widodo alias Jokowi karena dinilai menguasai sepakbola, hingga komunikasi antara perwakilan Indonesia dan FIFA akan berjalan baik.
“Hebatnya Erick Thohir apa, karena dia orang yang menguasai tentang persepakbolaan dunia, karena dia pernah memiliki klub Intermilan. Bukankah orang yang menyampaikan pesan menguasai bidangnya lebih efektif, daripada orang yang tidak menguasai bidangnya, itu logikanya,” kata Emrus saat dihubungi, Selasa (11/10/2022).
Menurut Emrus, salah satu keberhasilan seseorang membangun komunikasi adalah orang yang betul-betul memahami apa yang menjadi permasalahan utama, sebagaimana yang dilakukan oleh Erick Thohir yakni meyakinkan pihak FIFA agar sepakbola Indonesia tidak mendapat sanksi berat.
“Jadi komunikasi kalau kita pakai menggunakan orang yang menguasai bidangnya, maka pesan itu akan efektif. Erick Thohir menguasai bidang perbolaan,” ujarnya.
Dikatakan Emrus, sepakbola itu bukan hanya soal pemain, wasit dan pelatih tetapi juga ada manajemen, penonton dan industri usaha lainnya. Untuk itu, keputusan Presiden Jokowi mengutus Erick Thohir ini sangat tepat lantaran Menteri BUMN itu menguasai sepakbola Indonesia maupun Eropa.
“Bola itu macam-macam, manajemennya, masalahnya, persoalannya dan lain sebagainya. Nah jadi ketika dia menguasai tentang pesepakbolaan dunia maka akan efektif komunikasi yang dilakukan dengan pihak FIFA,“ ujarnya.
Dijelaskan Emrus, dalam ilmu komunikasi Erick Thohir adalah homogenitas atau orang yang menguasai satu persoalan, hingga saat terjadi komunikasi antara komunikator dengan komunikan (homogen), maka sudah dipastikan komunikasi akan efektif.
“Homogen nggak Erick Thohir dengan FIFA? homogen, andaikan aku yang dikirim pasti gagal itu karena aku nggak ngerti bola, nggak homogen saya,” jelasnya.
“Oleh karena itulah, maka Jokowi memilih sosok yang menguasai komunikasi yaitu dengan mengirim sosok lambang non verbal, Erick Thohir juga hebat karena dia menguasai bidang sepak bola dunia bahkan memiliki klub Inter Milan dan dia tahu persoalannya,” tambahnya.
Emrus mengakui kehebatan Jokowi yang dua kali mengutus Erick Thohir untuk bertemu dengan Presiden FIFA. Padahal, tugas itu milik Menpora Jainuddin Amali, namun Presiden Jokowi lebih memilih Erick Thohir karena diyakini akan berhasil meyakinkan FIFA agar Indonesia tidak mendapat sanksi berat.
“Pak Jokowi hebat dalam memilih sosok sebagai lambang non verbal, yakni Erick Thohir,” ujarnya.