Pemkab Malang Berencana Bangun Monumen Tragedi Kanjuruhan
Pemkab Malang merencanakan untuk membangun monumen tragedi Kanjuruhan.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berencana membangun monumen untuk memperingati tragedi Kanjuruhan. Hal ini diungkapkan langsung Bupati Malang, M Sanusi kepada wartawan di Rumah Dinas Bupati Malang, Kota Malang.
Menurut Sanusi, pembangunan monumen tersebut sifatnya baru perencanaan. Pihaknya masih perlu membuat desain final monumen termasuk menyelesaikan pembuatannya. Setelah itu, Pemkab Malang baru menyampaikan rencana tersebut kepada anggota DPRD Kabupaten Malang.
"Sabar dulu karena monumen ini untuk selamanya biar nanti yang dapat diterima semua pihak dan memberikan kesan terbaik untuk Kabupaten Malang dan masyarakat Kabupaten Malang, terutama untuk Arema dan Aremania, keluarga korban," kata Sanusi.
Pada proses perencanaan monumen, Sanusi mengaku telah berkomunikasi dengan tim arsitek di Universitas Brawijaya (UB). Bahkan, tim tersebut dilaporkan sudah mulai bekerja per 12 Oktober 2022. Mereka nantinya yang memutuskan bentuk dan lokasi penempatan monumen.
"Dan tadi sudah disampaikan ke rektor setuju (untuk membuat monumen), menunjuk timnya mulai bekerja. Sampai dengan DED (Detail Engineering Design) dan pelatnya, berapa nanti disesuaikan dengan aturan pemerintah Perpres bahwa pekerjaan di atas 200 juta ditentukan oleh perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk menggarap itu," jelasnya.
Seperti diketahui, Arema FC mengalami kekalahan saat bertemu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Kondisi ini menyebabkan dua Aremania turun ke lapangan untuk menguatkan para pemain Arema FC. Namun kedatangan tersebut direspons kurang baik oleh tim pengamanan sehingga memicu suporter lainnya turun ke lapangan.
Bukannya memberikan imbauan, tim pengamanan justru melakukan kekerasan terhadap para suporter. Bahkan, aparat kepolisian memberikan tembakan gas air mata ke sejumlah tribun. Sejumlah suporter panik dan mencoba keluar stadion tetapi pintu ditemukan dalam keadaan terkunci. Situasi ini menyebabkan para penonton sesak napas hingga ada yang meninggal dunia di tempat.
Di samping itu, juga dilaporkan ratusan Aremania mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut. Sebagian besar mengalami sesak napas, patah tulang, iritasi mata dan sebagainya.