Warga di Bantarkalong Tasikmalaya Khawatir Pergerakan Tanah Terulang
Warga khawatir pergerakan tanah makin menjadi-jadi dan merusak rumah
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Puluhan kepala keluarga (KK) di Desa Parakanhonje, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, masih diliputi rasa khawatir atas kondisi rumah mereka. Hal itu karena bencana pergerakan tanah pada akhir September lalu masih berpotensi kembali terjadi.
Kepala Desa Parakanhonje, Abdulloh, mengatakan, puluhan warga yang terdampak pergerakan tanah masih belum bisa tenang. Apalagi, kondisi cuaca di wilayah itu disebut sering hujan dalam beberapa hari terakhir. Warga khawatir pergerakan tanah makin menjadi-jadi dan merusak rumah mereka.
"Kondisi warga cemas. Soalnya pergerakannya terus terjadi sedikit-sedikit," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (13/10/2022).
Abdulloh mengatakan, beberapa hari ke belakang, warga yang rumahnya terdampak juga harus mengungsi sementara waktu di madrasah desa. Pasalnya, ketika itu terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama.
Menurut dia, warga di Desa Parakanhonje telah diberi pemahaman untuk mengungsi ketika terjadi hujan, apalagi pada malam hari. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
"Kalau sekarang tidak ada yang mengungsi. Mereka mengungsi di madrasah hanya kalau hujan besar," ujar dia.
Abdulloh menambahkan, hingga saat ini belum ada kepastian terkait kondisi kelayakan tanah di Desa Parakanhonje. Ia menyebutkan, tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak pergerakan tanah di wilayah desa itu pada Rabu (12/10/2022). Namun, PVMBG tak bisa langsung menyimpulkan kondisi geologi di desa tersebut.
"Mangkanya, sampai sekarang belum tenang," kata dia.
Peristiwa yang membuat warga Desa Parakanhonje tak tenang adalah kejadian pergerakan tanah pada Ahad (25/9/2022) dan Senin (26/9/2022). Akibat kejadian itu, sebanyak 35 rumah mengalami kerusakan. Dua unit rumah di antaranya telah tak bisa lagi karena mengalami rusak berat.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, mengatakan, pihaknya akan menunggu hasil kajian dari PVMBG untuk menentukan langkah yang akan dilakukan. Apabila warga di Desa Parakanhonje harus direlokasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya akan melakukan langkah itu.
"Namun kami tak bisa memastikan, harus komunikasi lagi dengan SKPD lain," kata dia, Kamis.
Ia juga mengimbau warga yang tinggal di lokasi rawan bencana untuk selalu waspada. Sebab, saat ini Kabupaten Tasikmalaya disebut telah memasuki musim hujan hingga pertengahan Januari.
"Apalagi sekarang juga ditambah cuaca ekstrem," kata Irwan.