Xi Jinping 73 Kali Sebut Keamanan dan Keselamatan
Xi Jinping sangat berfokus pada keamanan nasional
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia sambil menggembar-gemborkan perang melawan Covid-19 ketika membuka Kongres Partai Komunis Ahad pada (16/10/2022). Dia sangat berfokus pada keamanan dan mengulangi prioritas kebijakan.
"Kita harus memperkuat diri dari rasa kesulitan kita, berpegang pada pemikiran terburuk, dan siap menghadapi ujian besar angin kencang dan gelombang tinggi," kata Xi selama pidato yang berlangsung kurang dari dua jam.
Xi mengatakan, China akan memperkuat kemampuannya untuk membangun kemampuan pencegahan strategis. Dia menyerukan penguatan kemampuan untuk menjaga keamanan nasional, memastikan pasokan makanan dan energi, mengamankan rantai pasokan, meningkatkan kemampuan menghadapi bencana, serta melindungi informasi pribadi.
Dalam pidato di hadapan 2.300 delegasi dari seluruh negeri berkumpul di Aula Besar Rakyat, Xi menyebutkan "keselamatan" atau "keamanan" sebanyak 73 kali, dibandingkan dengan 55 kali acara yang sama pada 2017. Namun Xi menyampaikan kata "reformasi" 16 kali dalam pidato yang disiarkan televisi, jauh lebih sedikit dari 70 kali yang disebutkan lima tahun lalu.
Meski begitu, tepuk tangan terbesar datang ketika Xi menyatakan kembali penentangan terhadap kemerdekaan Taiwan. Pernyataan ini sesuai dengan sikapnya selama memimpin China yang menempatkan wilayah Daratan dengan memprioritaskan keamanan, pengawasan negara atas ekonomi dengan menjunjung nama "kemakmuran bersama", diplomasi yang lebih tegas, militer yang lebih kuat, dan tekanan yang mengintensifkan untuk merebut Taiwan yang diperintah secara demokratis.
Selain masalah keamanan, Xi dalam pidato itu juga sempat menyinggung strategi China dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Dalam beberapa hari terakhir, China telah berulang kali menekankan komitmennya terhadap strategi zero-Covid yang memang ditekankan Xi sejak awal.
"Kami telah berpegang pada supremasi rakyat dan supremasi kehidupan, berpegang pada Zero-Covid yang dinamis ... dan mencapai hasil positif yang besar dalam pencegahan dan pengendalian epidemi secara keseluruhan, dan pembangunan ekonomi dan sosial," kata Xi.
Sedangkan pada masalah ekonomi, Xi menyatakan kembali dukungan untuk sektor swasta dan memungkinkan pasar memainkan peran kunci. Poin ini bersamaan dengan ketetapan Beijing menyempurnakan sistem ekonomi sosialis dan mempromosikan kemakmuran bersama.
"Kita harus membangun sistem ekonomi pasar sosialis tingkat tinggi ... dengan teguh mengkonsolidasikan dan mengembangkan sistem kepemilikan publik, dengan teguh mendorong dan mendukung pengembangan ekonomi swasta, memberikan peran penuh pada peran pasar yang menentukan dalam alokasi sumber daya. , dan memberikan peran yang lebih baik kepada pemerintah,” kata presiden Cina itu.
Pria berusia 69 tahun ini secara luas diperkirakan akan memenangkan masa kepemimpinan periode ketiga pada akhir kongres yang akan berlangsung selama sepekan. Keputusan itu akan mengukuhkan posisinya sebagai penguasa paling kuat di China sejak Mao Zedong.
Xi menghapus batas masa jabatan presiden pada 2018, membuka jalan baginya untuk mendobrak preseden beberapa dekade terakhir dan memerintah untuk masa jabatan lima tahun ketiga atau lebih lama. "Kami telah memperkuat kepemimpinan partai secara komprehensif ... dan memastikan bahwa partai memainkan peran inti kepemimpinan dalam mengawasi situasi secara keseluruhan," katanya.
"Melalui perjuangan terus-menerus, kami telah mewujudkan mimpi seribu tahun tentang kemakmuran moderat bangsa China," ujar Xi.
Pertemuan Kongres itu diharapkan untuk menegaskan kembali Xi sebagai sekretaris jenderal partai yang merupakan jabatan paling kuat di Cina, serta ketua Komisi Militer Pusat. Kepresidenan Xi akan diperbarui pada Maret di sesi tahunan parlemen China.
Sehari setelah kongres berakhir pada Sabtu (22/10/2022), Xi diharapkan untuk memperkenalkan Komite Tetap Politbiro barunya, sebuah tim kepemimpinan berisikan tujuh orang. Tim ini termasuk sosok yang akan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri ketika dia mundur dari jabatan itu pada Maret setelah menjalani masa jabatan maksimal selama dua periode.