Penyebab Gangguan Ginjal Akut pada Anak Belum Terkuak
Sebanyak 152 anak di 16 provinsi alami gangguan ginjal akut misterius.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih melakukan investigasi terkait penyebab munculnya gangguan ginjal akut misterius pada anak sepanjang tahun ini. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, saat ini masih dilakukan berbagai pemeriksaan penyebab penyakit ini.
"Masih dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan dan hasil yang keluar negatif seperti swab di tenggorokan maupun swab di anus," kata Nadia saat dihubungi, Ahad (16/10/2022).
Sementara itu, hasil pemeriksaan intoksikasi hingga saat ini masih belum keluar. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, mengonfirmasi ada 25 anak dan balita yang meninggal dengan dugaan gagal ginjal akut.
"DKI sudah mulai ditemukan, 20-an meninggal menurut rilis data dari Dinas Kesehatan," ujar Yudi saat ditemui di Jakarta, Sabtu (15/10/2022).
Berdasarkan data Dinkes DKI pada Jumat (14/10/2022), dari 42 kasus, sebanyak 25 anak meninggal dunia dan 10 orang dinyatakan sembuh. Sisanya sebanyak tujuh orang masih menjalani rawat inap.
Dari 42 kasus, tercatat sebanyak 37 balita terkena gangguan ginjal akut misterius. Lima anak lainnya yang terkena gangguan serupa berada di rentang usia lima hingga 18 tahun.
Pemerintah pun tetap berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam melakukan investigasi. Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI,) hingga Jumat (14/10/2022), total ada 152 pasien anak di 16 provinsi yang mengalami gangguan ginjal akut misterius.
"Data detail ada di tiap rumah sakit, IDAI tidak punya datanya," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso saat dihubungi, Ahad (16/10/2022).
Gejala awal gangguan ginjal akut misterius pada anak ini di antaranya demam, diare, muntah, serta batuk dan pilek dalam satu hingga dua pekan sebelum terjadinya gangguan ginjal akut. Gejala lanjutannya yakni jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran, dan sesak napas.