Kepala BKKBN Tekankan Pentingnya Prekonsepsi Sebelum Menikah
Peran ibu dalam membentuk generasi masa depan sangat besar dan sentral.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menekankan pentingnya prekonsepsi atau persiapan kesehatan fisik dan mental sebelum melangsungkan pernikahan. Menurut dia, peran ibu dalam membentuk generasi masa depan sangat besar dan sentral.
"Saya menitipkan pesan kepada para ibu-ibu peserta Rakernas FPPI dari seluruh Indonesia untuk mengkampanyekan bahwa prekonsepsi lebih penting dari pada sekadar prewedding,” kata Hasto dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).
Hasto menjelaskan, prewedding bisa menghabiskan jutaan rupiah namun tidak ada pengaruhnya sama sekali pada kualitas generasi penerus yang akan dilahirkan. Sedangkan prekonsepsi yang hanya ratusan ribu banyak diabaikan. Padahal, kata dia, mengukur Hb, lingkar lengan atas, dan pemeriksaan anemia dapat menentukan kelayakan seorang wanita untuk hamil.
"Jika hasilnya kurang bagus, bisa ditunda dulu kehamilannya dan dilakukan tindakan yang diperlukan agar calon ibu siap hamil," jelas Hasto.
Hal itu Hasto sampaikan saat memberi pengarahan kepada peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) di Yogyakarta, Sabtu (15/10/2022) lalu. Senada dengan pesan Hasto, Ketua Konggres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, menyampaikan besarnya peran serta kaum perempuan dalam memajukan bangsa. Diwadahi perkumpulan wanita, peran itu bisa dipadukan dan menjadi kekuatan yang lebih berdampak.
"Karena itu saya mengajak mari kita tingkatkan soliditas dan solidaritas diantara oraganisasi wanita,” kata Giwo. Dia juga mendorong FPPI untuk lebih meningkatkan kiprah organisasi di tingkat nasional bahkan internasional.
Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam yang hadir dalam kegiatan itu selaku Tim Penggerak PKK Daerah Istimewa Yogyakarta berharap perempuan Indonesia untuk lebih mandiri, lebih cerdas, dan lebih maju lagi. “Hal ini pula yang selalu saya tekankan kepada jajaran PKK, karena masa depan bangsa turut menjadi tanggung jawab kita kaum wanita,” kata Istri Wakil Gubernur DIY itu.
Sementara itu Ketua Umum DPP FPPI, Merlinda Irwanti, menegaskan, dipilihnya Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan Rakernas kelima itu tepat untuk napak tilas semangat Kongres Wanita Pertama di Yogyakarta tahun 1928. Di mana itu dikenang dalam sejarah perjuangan bangsa dan melahirkan Peringatan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember.