Yordania Ajak Saudi dan AS Berdialog Soal Keputusan OPEC+
Yordania mendukung semua langkah yang diambil oleh Riyadh untuk melindungi keamanan.
REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania menyerukan dialog langsung antara Amerika Serikat dan Arab Saudi untuk membahas ketegangan atas keputusan OPEC+ mengurangi produksi minyak. Kementerian Luar Negeri Yordania memantaunya perkembangan reaksi AS terkait keputusan OPEC+.
"Ini adalah masalah teknis yang terkait dengan stabilitas pasar minyak, pengaturan proses penawaran dan permintaan, serta perlindungan kepentingan produsen dan konsumen," kata juru bicara Kementeriannya Luar Negeri Yordania, Sinan Al-Majali, dilansir Middle East Monitor, Kamis (20/10/2022).
Al-Majali menekankan, keputusan OPEC+ harus dilihat dalam konteks ekonomi, dan bukan pertengkaran politik yang tidak melayani tujuan serta kepentingan bersama. Menurut Al-Majali, persoalam ini perlu ditangani melalui dialog langsung dan seimbang antara Arab Saudi dan AS. Dialog juga harus berlangsung dalam semangat kemitraan yang menyatukan kedua negara.
“Dialog ini harus dilakukan dengan cara yang mencerminkan pentingnya kemitraan ini, dan upaya untuk membangun keamanan dan stabilitas di kawasan dan sekitarnya,” kata Al-Majali.
Al-Majali menegaskan, Yordania mendukung semua langkah yang diambil oleh Riyadh untuk melindungi keamanan, stabilitas, dan kepentingannya. OPEC+ yang dipimpin Saudi setuju untuk memangkas produksi minyak mulai November. Langkah ini bertentangan dengan tuntutan AS agar meningkatkan produksi untuk mengurangi biaya global.
Saudi mengatakan, pemotongan produksi minyak adalah upaya untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan, serta mengekang volatilitas pasar. Namun para kritikus menyatakan, langkah OPEC+ ini merupakan upaya untuk mendukung Rusia menekan Eropa.
Saudi menolak kritik AS setelah OPEC+ memutuskan untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari. Saudi mengatakan, kritik itu tidak berdasar dan keputusan OPEC+ bertujuan untuk melayani kepentingan konsumen dan produsen.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus, dengan mempertimbangkan keseimbangan pasokan dan permintaan. Keputusan ini bertujuan untuk membatasi volatilitas pasar.
OPEC+ adalah kelompok produsen yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) plus sekutu termasuk Rusia. Kementerian Luar Negeri Saudi yang mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, menekankan, tujuan keputusan OPEC+ adalah murni karena alasan ekonomi.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan, ada konsekuensi bagi Arab Saudi ketika aliansi OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak. Biden menyatakan, AS akan segera mengambil tindakan atas keputusan tersebut.
Pemerintah AS sedang mengevaluasi kembali hubungannya dengan Saudi, sehubungan dengan pengurangan produksi minyak. Menurut pejabat Gedung Putih, pengurangan produksi minyak akan membantu anggota OPEC+ lainnya, terutama Rusia, mengantongi keuntungan.