Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Ketujuh Dimulai
Sebanyak 18.079 guru akan digembleng sebagai pemimpin di sekolah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi memulai Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan ketujuh. Para guru peserta diharapkan memiliki kompetensi yang baik setelah menyelesaikan program tersebut, salah satunya kemampuan menjadi pemimpin dan siap menjadi kepala sekolah.
"Total keseluruhan PGP angkatan tujuh ini 18.079 peserta," ujar Direktur Kepala Sekolah, Pengawas sekolah, dan Tenaga Kependidikan Ditjen GTK Kemendikbudristek, Praptono dalam Pembukaan PGP secara daring, Kamis (20/10/2022).
Dia menerangkan, PGP angkatan ketujuh itu dijalankan dengan dua model. Model pertama PGP reguler dengan 17.885 peserta yang berasal dari 285 kabupaten kota di 32 provinsi. Model kedua, PGP rekognisi yang diikuti 194 guru. PGP rekognisi adalah mereka yang sebelumnya mengabdikan diri sebagai pengajar praktik yang kemudian lolos menjadi calon guru penggerak.
Menurut Praptono, 18.079 peserta yang lolos dalam PGP angkatan ketujuh tersebut merupakan hasil seleksi ketat dari 220 ribu kandidat. PGP kali ini akan melibatkan 978 fasilitator dan 3.067 pengajar praktik untuk PGP reguler. Sedangkan PGP rekognisi akan difasilitasi oleh 20 fasilitator pemandu.
Program akan dimulai 20 Oktober 2922 hingga 21 desember 2022 untuk tahap satu. Kemudian akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2023, dan direncanakan program itu akan dimulai kembali pada 4 Maret 2023 dan selesai 21 Juli 2023.
"Setelah menyelasikan program ini, Bapak, Ibu sudah siap menjadi pemimpin sekolah, menjadi kepala sekolah, pengawas maupun pejabat struktural di bidang pendidikan," kata Praptono.