Polisi Turki Tangkap Seorang Ibu yang Sedang Membuat Kue untuk Putrinya
Yang ditangkap ialah kerabat orang yang diduga berkaitan dengan Fethullah Gullen.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan kembali melakukan operasi besar-besaran untuk menangkap warganya. Ratusan orang baik laki-laki maupun perempuan ditangkap atas perintah pemerintah.
Dikutip dari lokal BoldMedya, Jumat (21/10/2022) ada rumah warga turut rusak akibat operasi ini. Operasi di 59 provinsi Selasa (18/10/2022) lalu ini digelar atas perintah Kementerian Dalam Negeri.
Sebanyak 543 dari 704 orang yang surat perintah penahanannya dikeluarkan oleh kementerian dikabarkan telah ditahan. Media lokal melaporkan polisi memaksa masuk ke sebuah rumah di Ankara.
Seorang ibu yang sedang membuat kue untuk putrinya, dibawa paksa ke kantor polisi oleh 10 petugas setelah rumah mereka diporak-porandakan. Informasi yang beredar di kalangan media, mereka yang menjadi target mata-mata.
Selama delapan bulan terakhir awak media dimata-matai saat mengambil uang dari ATM, mengirim bubur buah, mengirim paket kerupuk atau makanan ringan dan aktivitas lainnya.
Dalam pernyataannya Menteri Dalam Negeri Süleyman Soylu mengatakan 543 dari 704 orang ditahan karena diduga membantu keluarga mereka yang memiliki permasalahan hukum, termasuk mereka yang tengah ditahan karena masalah politik dan kaitannya dengan ulama turki Fethullah Gulen.
"Operasi yang dilakukan serentak di 59 provinsi itu diambil dari nama Kepala Departemen EGM TEM Gazi Turgut Aslan yang terluka pada 15 Juli lalu," kata Soylu.
Diketahui 19 orang di Bursa, 40 orang di Kutahya dan 87 orang di Ankara telah diamankan dalam operasi tersebut sejauh ini. Di antara 87 orang yang ditahan di Ankara atas perintah Kepala Kantor Kejaksaan Umum Ankara adalah ibu dan bibi dari tiga saudara perempuan yang ayahnya telah dipenjara selama 6 tahun.
Seorang kerabat keluarga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, “Pagi ini, seorang ibu dengan tiga anak perempuan dibawa saat membuat kue untuk anak-anaknya. Mereka tetap menangkapnya meski berkasnya tidak disetujui, 10 polisi memaksa masuk, mereka membuat rumahnya berantakan, tapi Ibu itu tetap menyiapkan makan anak-anak sebelum dia dibawa paksa pergi."
"Dia meninggalkan tiga anak perempuan yang masih kecil, sedangkan sang ayah sudah dipenjara selama 7 tahun. Mereka juga membawa bibinya yang juga memiliki seorang anak," katanya.
"Istri pamannya itu telah dipenjara selama 4 tahun. Kini, tiga anak perempuan dan seorang sepupu ditinggalkan tanpa seorang ibu hari ini," tambahnya.
Disebutkan pula, bahwa di antara mereka yang ditahan adalah istri pasien kanker Fatimatulzehra Babacan, yang dipenjara di kota Afyon.
Sementara itu aktivis hukum dan kemanusiaan Advocates of Silenced Turkey mengkritik keras penangkapan tersebut. Menurutnya, lembaga internasional harus bersuara atas kejadian ini.
"704 orang ditahan di lebih dari 50 kota di #Turki karena memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang dibersihkan dan keluarga mereka. Kami mendesak komunitas hak asasi manusia internasional untuk mengambil tindakan segera untuk mengakhiri praktik melanggar hukum Turki," katanya di Twitter.
Kondisi di Turki semakin memprihatinkan karena Pemerintah Erdogan saat ini juga menargetkan keluarga atau kerabat orang-orang yang tengah menjalani proses hukum, atau yang tengah di penjara karena berkaitan dengan gerakan damai ulama Fethullah Gulen, meski hingga kini belum ada bukti keterlibatannya dalam kudeta di Turki.
Mereka yang membantu anggota keluarganya yang ditahan atau tengah bermasalah hukum maka resikonya harus siap ditangkap polisi.