Putin Peringatkan Negara Anggota CIS Waspada Ancaman Eksternal 

wilayah Ukraina telah menjadi tempat uji coba untuk eksperimen biologi militer Barat

AP/Gavriil Grigorov/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan Dewan Keamanan melalui konferensi video di St. Petersburg, Rusia, Senin, 10 Oktober 2022. Putin pada Rabu (26/10/2022) menyerukan kepada kepala dinas keamanan negara-negara Commonwealth of Independent States (CIS) untuk mewaspadai ancaman eksternal.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (26/10/2022) menyerukan kepada kepala dinas keamanan negara-negara Commonwealth of Independent States (CIS) untuk mewaspadai ancaman eksternal. Putin mengatakan, beberapa negara telah menggunakan pemerasan, tekanan, dan intimidasi di ruang CIS untuk waktu yang lama. 

Baca Juga


Menurut Putin, beberapa negara tidak menghentikan upaya untuk revolusi warna kulit dan menggunakan kontradiksi antaretnis agar memicu konflik bersenjata, yang secara langsung mengancam semua anggota CIS. Putin mencontohkan, Ukraina berubah menjadi "alat kebijakan Amerika Serikat" dalam upaya untuk mempertahankan dominasi global.

"Apa yang mereka coba capai, mereka yang melakukannya, kita lihat pada contoh Ukraina, telah menjadi alat kebijakan luar negeri Amerika. Negara ini sebenarnya telah kehilangan kedaulatannya dan dikendalikan langsung oleh AS, yang menggunakannya sebagai pendobrak terhadap Rusia, terhadap Negara Kesatuan kita dengan Republik Belarus, dan terhadap CSTO (Collective Security Treaty Organization) dan CIS," kata Putin, dilansir Anadolu Agency, Kamis (27/10/2022).

Putin mengatakan, wilayah Ukraina telah berubah menjadi tempat uji coba untuk eksperimen biologi militer negara Barat. Mereka menyuplai senjata dan mengabaikan pernyataan rezim Kiev tentang keinginan untuk mendapatkan senjata nuklir. Putin mengatakan, ancaman lain adalah pasar gelap senjata Ukraina. Dia mencatat bahwa kelompok kriminal internasional ikut serta dalam penyelundupa senjata.

"Ini bukan hanya tentang senjata ringan. Masih ada risiko jatuh ke tangan penjahat dengan alat penghancur yang lebih kuat, termasuk sistem rudal anti-pesawat portabel, senjata presisi tinggi," kata Putin memperingatkan.

Sementara itu, ancaman dari kelompok teror, termasuk ISIS dan Alqaeda tetap tinggi. Konsentrasi kelompok militan di Afghanistan yang dekat perbatasan negara CIS membawa potensi risiko invasi di wilayah ini.

Putin mengatakan, negara-negara CIS tidak pernah menghadapi tantangan seperti itu. Saat ini tugas bersama mereka adalah melindungi rakyat, memperkuat stabilitas di ruang CIS, dan terus mengembangkan integrasi dan kerja sama.

"Hari ini, penting untuk mengerahkan semua kekuatan dan sarana yang dipercayakan kepada Anda untuk menyelesaikan tugas-tugas ini," kata Putin.

Putin mengatakan tindakan balasan bersama terhadap upaya campur tangan dalam urusan internal negara-negara CIS adalah menjadi prioritas. Dia juga mendesak kepala dinas keamanan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan. Putin menyoroti ledakan di jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea, serta pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk Rusia.

"Tugas-tugas seperti memerangi kejahatan dunia maya, perdagangan narkoba, pemberantasan komunitas kriminal lintas batas, dan, tentu saja, pengembangan kerja sama dalam perlindungan perbatasan negara tetap relevan," ujar Putin.

Putin mendesak anggota CIS untuk mengintensifkan perang melawan terorisme dan meningkatkan pertukaran intelijen. Menurutnya, kerja sama keamanan antara negara-negara CIS akan melayani tujuan bersama untuk memperkuat keamanan dan meningkatkan efektivitas tindakan bersama dari layanan khusus untuk menetralisir ancaman bersama. CIS merupakan organisasi regional beranggotakan negara-negara bekas Uni Soviet. Organisasi ini dibentuk saat pembubaran Uni Soviet. 

Menyoroti tentang gejolak geopolitik, Putin mengatakan, dunia menjadi multipolar. Tetapi beberapa negara mencoba untuk mempertahankan hegemoni mereka dengan cara apa pun. Menurut Putin, mereka melakukan berbagai tindakan, mulai dari melanggar mekanisme hukum stabilitas strategis hingga memperkenalkan sanksi sepihak ilegal terhadap para penentang, dan sabotase. Putin mengacu pada ledakan  pipa gas internasional Nord Stream.

"Kita berbicara tentang penghancuran infrastruktur energi pan-Eropa. Dan ini dilakukan terlepas dari kenyataan bahwa, ini menyebabkan kerusakan besar pada ekonomi Eropa, secara signifikan memperburuk kondisi kehidupan negara-negara dan jutaan Eropa. Dan nyatanya mereka bungkam," ujar Putin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler