Tumbuhkan Nilai Pancasila, BPIP Diminta Rangkul Generasi Muda
Mayoritas pengguna media sosial saat ini merupakan para generasi muda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mendorong Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) agar merangkul para generasi muda untuk mensosialisasikan dan menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila. Salah satunya yakni dengan memanfaatkan media sosial sebagai media yang sering digunakan oleh generasi muda saat ini.
"BPIP perlu mencari tahu, bagaimana kita bisa masuk ke generasi-generasi ini. Kita rangkul mereka, minta masukan ke generasi muda, minta mereka jadi bagian dari BPIP untuk ikut membangun," kata Ismail dalam diskusi BPIP dengan tema 'Isu Strategis Pancasila di Media Sosial", Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Ismail menyampaikan, mayoritas pengguna media sosial saat ini merupakan para generasi muda. Karena itu, penggunaan media sosial dalam mensosialisasikan berbagai hal, termasuk membumikan kembali nilai-nilai Pancasila sangat penting.
Untuk mensosialisasikan Pancasila, ia berpendapat perlu masukan dari para generasi muda dan juga influencer media sosial. Sehingga nilai-nilai Pancasila dapat dipahami dan diimplementasikan oleh seluruh masyarakat, termasuk para generasi muda di era digital saat ini.
"Diundang di instagram yang aktif-aktif untuk meminta masukan, saran, kritikan bagaimana sebaiknya Pancasila itu disosialisasikan di Indonesia khususnya anak muda," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, perbincangan terkait Pancasila di media sosial saat ini masih didominasi oleh nuansa politik, baik pro dan kontra terhadap pemerintah. Hal ini, kata dia, cenderung dilakukan untuk membenturkan antarmasyarakat terkait Pancasila.
Karena itu, keberadaan BPIP untuk mensosialisasikan Pancasila melalui berbagai platform media sosial sangat diperlukan. Sehingga definisi dan nilai-nilai Pancasila tidak salah diartikan oleh orang lain.
"(Perbicangan di medsos) Masih terperangkap dengan pro kontra ini. Ini kita harus keluar. Ini tugasnya BPIP saya kira untuk membawa keluar Pancasila dibahas oleh publik. Bukan prokontra mereka. Kita perluas di kluster yang lain, milenial dan generasi Z," kata Ismail.