5 Hikmah di Balik Syariat Puasa, Termasuk Bentuk Perlawanan Terhadap Setan

Puasa memberikan dampak positif dari aspek syariat dan medis bagi pelakunya

Pixabay
Ilustrasi Berpuasa. Puasa memberikan dampak positif dari aspek syariat dan medis bagi pelakunya
Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Islam ada banyak jenis puasa, baik itu yang sifatnya wajib maupun sunnah. Puasa merupakan salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah untuk mencapai ketakwaan.  

Baca Juga


Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah menjabarkan lima hikmah yang muncul apabila seseorang menjalankan puasa, antara lain:  

Pertama, puasa merupakan sarana mensyukuri nikmat sebab berpuasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri. Sementara makan, minum, dan sebagainya itu yang dilarang dalam puasa, termasuk nikmat yang besar. 

Maka menahan diri darinya dalam sementara waktu membuat pelakunya mengetahui kadar nikmat tersebut. 

Manusia tidak dapat merasakan nilai nikmat kecuali ketika dia kehilangan nikmat tersebut. Maka hal ini mendorongnya untuk bersyukur kepada pemberi nikmat.  

Dan bersyukur merupakan kewajiban secara syariat maupun akal. Allah SWT mengisyaratkan hal ini dalam firman-Nya di surat Al Baqarah ayat 185.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al Baqarah ayat 185).    

Kedua, puasa merupakan sarana menuju ketakwaan. Karena jika jiwa tunduk untuk menahan diri dari perkara yang halal dengan tujuan mengharap keridhaan Allah SWT dan takut dari siksa-Nya yang pedih, maka tentu ia lebih tunduk untuk meninggalkan perkara yang haram.  

Maka puasa menjadi sebab menjauhkan diri dari perkara-perkara yang diharamkan Allah SWT. Sesungguhnya puasa itu adalah kewajiban.  

 

Allah SWT mengisyaratkan hikmah ini dengan firman-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” 

Ketiga, puasa dapat mengekang syahwat dan nafsu. Jika perut manusia kenyang, maka syahwat akan menjadi besar; dan sebaliknya, jika perut lapar, maka syahwat akan menjadi kecil. Karena itu, Nabi Muhammad SAW bersabda: 

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

"Ya ma'syaraas-syabaab manistaha'al-baa'ata falyatazawwaj fa innahu aghaddhu lil-bashari wa ahshanu lil-farji wa man lam yastathi'fa'alaihi bishaumi fa innahu lahu wijaa-un."  

Yang artinya, "Wahai kaum pemuda, barang siapa di antara kalian mampu memberi nafkah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya menikah lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa. Karena sesungguhnya puasa dapat menjadi perisai baginya."  

Baca juga: Pengakuan Mengharukan di Balik Islamnya Sang Diva Tere di Usia Dewasa

Keempat, puasa menyebabkan pelakunya memiliki sifat kasih sayang terhadap orang-orang miskin. Orang yang berpuasa tatkala merasakan penderitaan karena lapar untuk sementara waktu, maka dia akan teringat penderitaan orang yang terus merasa lapar.  

Maka rasa iba dan kasih sayangnya terhadap orang miskin segera muncul, lalu dia berusaha memberikan pertolongan kepada orang miskin. Dengan begitu dia mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.  

Kelima, dengan puasa manusia dapat mengalahkan setan. Hal ini disebabkan sarana setan untuk menyesatkan manusia adalah syahwat dan untuk menjauhi syahwat adalah dengan menjauhi makan dan minum. Demikian sesuai dengan hadis Nabi. Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: 

 الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ ، فَضَيِّقُوا مَجَارِيَهُ بِالْجُوعِ

 

"Sesungguhnya setan mencapai manusia seperti darah mencapainya, maka sempitkanlah jalur-jalurnya dengan rasa lapar."        

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler