Kota Malang Alami Deflasi 0,11 Persen pada Oktober

Cabai rawit mengalami penurunan harga sebesar 25,83 persen.

ANTARA/jojon
Pedagang menuangkan cabai dari dalam karung untuk dijual di Pasar Tradisional Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (7/9/2022). Harga berbagai cabai di tingkat pedagang naik drastis misal cabai keriting dan cabai rawit dari Rp35 ribu per kilogram naik menjadi Rp60 ribu per kilogram dampak dari kenaikan BBM berimbas naiknya sewa transportasi angkutan.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang mengalami deflasi dengan angka cukup tinggi pada Oktober 2022, yakni 0,11 persen. Informasi ini diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini dalam konferensi pers (konpers) yang diadakan secara daring, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga


Erny mengatakan, kota yang mengalami deflasi tidak hanya Kota Malang tetapi juga beberapa daerah lainnya di Jawa Timur (Jatim). Tiga kota di Jatim mengalami inflasi sedangkan lima kota lainnya deflasi pada Oktober lalu.

Menurut Erny, inflasi tertinggi dialami Probolinggo dengan angka 0,16 persen sedangkan yang terendah terjadi di Surabaya sekitar 0,07 persen. Kemudian deflasi terdalam di Jatim dialami oleh Kediri sekitar 0,21 persen. "Dan deflasi terendah di Jembe dan Madiun masing-masing 0,03 persen," ucapnya.

Erny mengungkapkan ada sejumlah komoditas yang menyebabkan deflasi di Kota Malang. Penyebab deflasi terbesar adalah menurunkannya harga komoditas-komoditas cabai rawit. Komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 25,83 persen dengan andil deflasi 0,07 persen.

Penyumbang deflasi terbesar kedua berasal dari komoditas daging ayam ras. Menurut Erny, komoditas ini telah mengalami penurunan harga hingga 4,89 persen. Oleh karena itu, pangan ini memberikan andil deflasi sekitar 0,06 persen.

Selanjutnya, terdapat telur ayam ras yang juga ikut menyumbang deflasi di Kota Malang. Komoditas ini tercatat mengalami penurunan harga sekitar 8,86 persen. "Dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen," ucap perempuan berhijab ini.

Selain itu, terdapat komoditas angkatan udara, cabai merah dan mangga. Kemudian ada pula komoditas tarif kendaraan roda empat daring, emas dan perhiasan, bawang merah dan tomat. Komoditas-komoditas ini telah menyumbangkan deflasi di Kota Malang pada bulan lalu.

Sebelumnya, harga-harga komoditas di Kota Malang telah ditinjau langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan.  Pada kesempatan tersebut, pria disapa Zulhas ini menemukan harga daging ayam di Kota Malang terlalu murah. Hal ini diungkapkan Zulkifli Hasan seusai meninjau harga sejumlah sembako di Pasar Besar Kota Malang, Jumat (28/10/2022).

Zulhas menyebut daging ayam di Pasar Besar Kota dijual sebesar Rp 32 ribu per kilogram (kg). "Menurut saya kemurahan. Kenapa kemurahan? Kalau 32 ribu (rupiah) itu peternak ayamnya bisa bangkrut," ucap Zulhas dengan pakaian birunya kepada wartawan.

Menurut Zulhas, modal daging ayam biasanya sekitar Rp 24 ribu kg. Jumlah ini belum termasuk ongkos dan untung dari pedagang. Sebab itu, dia menilai harga wajar daging ayam itu sekitar Rp 35 ribu per kg.

"Kalau 32 ribu (rupiah), mesti pedagang, peternak ayamnya itu rugi. Ini termurah harganya," kata pria yang juga politisi di Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Selain daging ayam, Zulhas juga meninjau harga telur dan bawang merah. Menurut dia, harga dua komoditas ini relatif stabil dan aman. Sebab itu, dia tidak terlalu mempermasalahkan harga kedua pangan tersebut.

Namun Zulhas mengkritisi harga cabai rawit yang dihargai sangat murah. "Di sini (Pasar Besar Kota Malang), (harga) cabai masa 35 ribu (rupiah)? Cabai rawit loh! Cabai merah 30 ribu di seluruh, jadi murah," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler