Berisiko, Anak Sebaiknya tak Di-Swab Test Mandiri di Rumah

Dokter menganjurkan anak di bawah usia 10 tahun tidak di-swab test mandiri di rumah.

EPA-EFE/RONALD WITTEK
Petugas kesehatan mengambil sampel usap dari seorang anak di stasiun tes Covid-19 di sebuah sekolah bermain di Hildburghausen, Jerman, 01 Desember 2020. Dokter tak menganjurkan anak di bawah usia 10 tahun untuk di-swab test oleh bukan profesional medis.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis patologi klinik July Kumalawati menganjurkan agar orang tua sebaiknya membawa anak, terutama anak di bawah usia 10 tahun, ke fasilitas kesehatan jika ingin melakukan tes usap Covid-19. Ia tidak menyarankan tes usap mandiri di rumah karena berisiko.

"Susahnya kalau di bawah 10 tahun, karena berontak. Kan (tes swab) itu tidak nyaman. Mending dibawa ke fasilitas kesehatan karena perlu bantuan orang untuk memegang dan mengetahui persis arahnya (saat alat masuk ke dalam hidung) benar atau tidak," kata dokter dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dalam webinar yang diikuti di Jakarta, dikutip Kamis (3/11/2022).

Dr Juli menjelaskan bahwa secara anatomi, anak-anak, apalagi bayi, memiliki ukuran lubang hidung yang relatif kecil. Orang tua atau petugas kesehatan harus berhati-hati untuk mengambil sampel di bagian nasofaring.

"Pengalaman pribadi saya di laboratorium tempat saya bekerja, (kalau) bayi, saya tidak berani langsung ke nasofaring. Biasanya minta tolong dari spesialis THT atau spesialis anak. Kalau memang tidak bisa, kami terpaksa hanya di bagian dalam cuping hidung walaupun kami sadar kemungkinannya untuk mendapatkannya (sampel) lebih rendah dibanding sampai belakang (nasofaring)," kata dr July.

Jika anak dalam posisi tidak bisa diam atau berontak selama pengambilan sampel, dikhawatirkan tangkai swab malah menyasar ke tempat yang tidak seharusnya. Menurut dr July, alat swab harus didorong dengan menyusuri dasar rongga hidung ke belakang arah telinga, bukan ke arah atas rongga hidung yang mengarah ke tulang tengkorak.

Selain itu, dr July mengatakan bagian dalam hidung juga dipenuhi pembuluh darah dan saraf. Jika alat swab terkena pembuluh darah, maka bisa terjadi pendarahan. Jika alat terkena saraf, maka dapat memengaruhi fungsi jantung hingga lambung.

Baca Juga


Oleh sebab itu, dr July mengingatkan bahwa dibutuhkan kehati-hatian saat melakukan tes usap pada anak. Anak yang rentan mimisan juga dibutuhkan kehati-hatian yang ekstra. Selama dilakukan dengan tepat, anak yang rentan mimisan masih bisa menjalani swab test.

"Kalau mimisan, biasanya dari pembuluh darah yang di atas ya. Jadi selama kita swab mandiri, kalau sudutnya benar-benar di bawah dasar dari rongga hidung, itu tidak berbahaya. Tapi kalau cenderung ke atas sedikit, itu yang memang bisa jadi pendarahan," kata dr July.

Apabila darah sudah telanjur keluar dan mengenai alat swab, sebaiknya prosedur tes tidak perlu dilanjutkan. Sebab, warna darah dapat membingungkan hasil pembacaan tes swab dan bisa memberikan hasil negatif palsu atau positif palsu.

Jika tidak terburu-buru, pasien dapat menunggu hingga pendarahan berhenti dan kemudian dilakukan tes kembali. Opsi lain, jika memang dibutuhkan, tenaga kesehatan akan melakukan swab anal sebagai cara alternatif untuk mendeteksi virus penyebab Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler