Uni Eropa: Makanan tak Boleh Digunakan Sebagai Senjata Perang
Ekspor biji-bijian sangat penting untuk mengatasi krisis pangan global.
REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Uni Eropa (UE) berterima kasih kepada Turki dan badan PBB yang menengahi kembalinya Rusia ke kesepakatan ekspor biji-bijian.
“UE berterima kasih kepada PBB dan Turki atas peran mereka dalam mendorong keputusan Rusia untuk kembali ke Inisiatif Gandum di Laut Hitam,” ungkap Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri UE, Kamis (3/11/2022).
"Makanan tidak boleh digunakan sebagai senjata perang," tambah dia.
"Ekspor biji-bijian sangat penting untuk mengatasi krisis pangan global yang diperburuk oleh Rusia," sebut Borrell, menyerukan semua pihak untuk memperpanjang Inisiatif Biji-bijian di Laut Hitam.
Pada 22 Juli, Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul untuk melanjutkan ekspor biji-bijian Laut Hitam, yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari.
Pada Sabtu lalu, Rusia telah mengumumkan akan menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan untuk apa yang diduga sebagai serangan Ukraina.
Tetapi pada Rabu, Turki dan Rusia mengumumkan kembalinya Moskow ke kesepakatan tersebut setelah mediasi oleh Ankara dan PBB.
Kesepakatan saat ini akan berakhir pada 19 November, dan Turki dan negara-negara lain telah mendorongnya untuk diperpanjang.