Kapan Pasien Batu Kantung Empedu Harus Dioperasi?
Ada kodisi yang mengharuskan pasien batu kantung empedu dioperasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah RSUPN Cipto Mangunkusumo dr. Febiansyah Ibrahim, SpB, Subsp BD(K), menyarankan pasien batu kantung empedu segera operasi jika mengalami gejala-gejala seperti nyeri hebat dan muncul tiba-tiba di perut kanan atas dan menjalar ke punggung hingga ulu hati. "Ada indikasi untuk melakukan tindakan operasi. Indikasi-indikasi ini kalau pada batu kantung empedu, harus disertai dengan gejala klinis," kata Febiansyah dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring dalam rangka HUT RSCM ke-103 diikuti dari Jakarta pada Jumat (4/11/2022).
Menurut dokter lulusan Universitas Indonesia itu, jika pasien batu kantung empedu tidak dioperasi, maka dia akan terus mengalami gejala-gejala tersebut. Selain itu, dia juga bisa mengalami kolesistitis atau infeksi di kantung empedu yang berpotensi menimbulkan komplikasi.
"Batu kantung empedu ini bisa juga menjalar. Artinya, bisa jadi ke saluran empedu yang utama, sehingga menyebabkan (penyakit) kuning karena sumbatan pada saluran empedu," jelas dia.
Ia melanjutkan bahwa jika kondisi-kondisi tersebut sudah terjadi, maka penanganannya akan lebih sulit. Sehingga, akan lebih baik jika tindakan operasi dilakukan sesegera mungkin jika sudah menimbulkan gejala.
Saat melakukan tindakan operasi, ia menjelaskan bahwa dokter bedah akan mengangkat batu sekaligus kantung empedu. Menurut dia, kantung empedu harus ikut diangkat untuk mencegah batu muncul kembali.
Setelah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu, ia mengatakan bahwa cairan empedu bisa saja naik ke lambung sehingga terjadi mual.
"Fungsi kantung empedu itu kan menyimpan cairan empedu dan mengentalkannya, dan ketika dibutuhkan akan disalurkan ke saluran pencernaan. Jadi kalau tidak ada kantung empedu, tidak ada lagi yang menyimpan, sehingga cairan empedu langsung mengalir ke saluran utama dan menuju usus dua belas jari, dan bisa naik ke lambung," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, pasien juga akan mengalami diare karena cairan empedu yang berfungsi sebagai pencahar langsung mengalir ke usus. Akibatnya, sebagian lemak tidak dapat dicerna.
"Lemak yang tidak tercerna itu berlanjut ke usus besar dan akan menyebabkan diare," imbuhnya.
Oleh karena itu, Febiansyah pun menyarankan agar pasien tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak setelah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu.