Tahukah Kamu? Paus Biru Makan 10 Juta Keping Mikroplastik Sehari
Paus kemungkinan merupakan konsumen mikroplastik terbesar.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Paus biru mengonsumsi hingga 10 juta keping mikroplastik setiap hari, menurut perkiraan penelitian baru-baru ini. Studi menunjukkan pencemaran polusi telah menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi hewan terbesar di dunia tersebut daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Potongan-potongan kecil plastik telah ditemukan di mana-mana, mulai dari lautan terdalam hingga gunung tertinggi, bahkan di dalam organ, dan darah manusia. Sekarang sebuah studi pemodelan yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications telah memperkirakan berapa banyak yang tertelan oleh paus.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin AS menyimpan tanda pada 191 paus biru, paus sirip, dan paus bungkuk yang hidup di lepas pantai Kalifornia untuk mengamati pergerakan mereka.
“Ini pada dasarnya seperti Apple Watch, hanya di punggung ikan paus,” kata Shirel Kahane-Rapport, seorang peneliti di California State University, Fullerton dan penulis pertama studi tersebut, seperti dikutip dari Malay Mail, Jumat (4/11/2022).
Paus kebanyakan makan di kedalaman antara 50 hingga 250 meter (165-820 kaki), yang merupakan rumah bagi konsentrasi mikroplastik terbesar di kolom air. Para peneliti kemudian memperkirakan ukuran dan jumlah suapan yang dimiliki paus setiap hari dan benda yang disaring, memodelkan tiga skenario berbeda. Di bawah skenario yang paling mungkin, paus biru memakan hingga 10 juta keping mikroplastik sehari.
Selama 90-120 hari musim makan tahunan, mewakili lebih dari satu miliar keping setahun. Hewan terbesar yang pernah hidup di bumi itu juga kemungkinan merupakan konsumen mikroplastik terbesar, makan hingga 43,6 kilogram sehari, menurut studi tersebut.
“Bayangkan membawa sekitar 45 kilogram ekstra, ya, Anda adalah paus yang sangat besar, tetapi itu akan memakan tempat,” kata Kahane-Rapport.
Paus bungkuk diperkirakan makan sekitar empat juta keping sehari. Meskipun mudah membayangkan paus mengisap mikroplastik dalam jumlah besar saat menelan air laut, para peneliti menemukan bukan itu masalahnya.
Sebaliknya, 99 persen mikroplastik masuk ke dalam paus karena ikan besar tersebut sudah berada di dalam mangsanya. Hal itu ibarat manusia yang suka makan ikan teri dan sarden. Artinya, manusia telah ada dalam mangsa mereka sendiri.
Kahane-Rapport, menambahkan krill adalah dasar dari jaring makanan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan jika krill berada dalam tangki dengan mikroplastik, mereka akan memakannya.
Setelah mengetahui berapa banyak mikroplastik yang tertelan, peneliti bertujuan menentukan seberapa besar bahaya yang bisa ditimbulkan. "Dosis menentukan racunnya," kata Kahane-Rapport.