Sarapan dengan Menu Lokal Bantu Lestarikan Masakan Nusantara

Cukup banyak menu makanan nusantara yang tidak berat untuk dijadikan sarapan.

www.pixabay.com
Cukup banyak menu makanan nusantara yang tidak berat untuk dijadikan sarapan.
Rep: Santi Sopia Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah maraknya makanan modern, kuliner lokal dinilai tetap perlu lestari. Makanan modern terus merasuk dalam tatanan masyarakat. 

Baca Juga


Menurut Ketua Indonesian Chef Association (ICA) BPC Bogor Raya, Zahakir Haris, anak muda zaman sekarang perlu lebih mengenal kuliner daerah sendiri. Rata-rata anak muda ingin yang instan dan gampang.

Hal itu termasuk dalam menu sarapan. Chef Haris mengatakan menu khas Nusantara juga tidak kalah baik, khususnya di Bogor, justru lebih bagus dari junk food.

“Sarapan tidak harus makanan berat tapi gimana caranya makan bareng, dan masakan lokal jauh lebih bagus dan beda dari menu luar,” kata Haris saat dihubungi republika.co.id, belum lama ini.

Chef Haris mencontohkan menu-menu seperti laksa, toge goreng, doclang dan soto mie Bogor. Setiap menu punya ciri khas masing-masing.

Meskipun hanya dibutuhkan bumbu dasar sederhana, namun rempah dan kondimennya juga tidak dimiliki menu dari negara lain. Misalnya, laksa dan soto mie. Kuncinya, kata Haris, ada pada kuah kaldunya. 

Hal yang unik adalah laksa Bogor menggunakan tambahan oncom merah dan parutan kelapa dengan kuahnya yang kuning kental. Kuah kaldu soto mie Bogor juga kaya rempah, mulai dari kemiri, cabai merah, merica jahe, biji pala dan bawang-bawangan. Kondimennya yang unik dibandingkan menu lain, yaitu dari risol atau kroket, kol, bihun dan mie serta daging sapi. 

Kemudian doclang dan toge goreng menggunakan bumbu kacang yang khas. Kemasan toge goreng yang khas dengan daun patat, mirip daun pisang, juga jadi daya tarik tersendiri.

Chef Haris menekankan pentingnya inovasi, termasuk dalam kemasan. Saat ini juga sudah ada contoh pelaku UMKM yang berinovasi lewat kemasan menarik, fleksibel, dan go green.

“Kemasan masih tradisional dan inovatif sah saja asal tetap mempertahankan rasa otentik dari menu,” lanjut Haris.

Dia meyakini selama masih ada penjual-penjual kaki lima yang menjajakan menu-menu khas tersebut, kuliner lokal akan terus lestari. Begitu juga upaya dari industri pariwisata yang telah mengharuskan setiap hotel untuk menonjolkan makanan tradisional khas daerah terkait. 

Para perwakilan chef dari Tanah Air juga terus menggaungkan makanan Nusantara di kancah global. Selain itu juga penting bagi influencer di media sosial agar tidak malu mempromosikan masakan Nusantara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler