Tabligh Akbar UII Ungkap Kunci Sukses Uwais Alqarni, Ibnu Sina, dan Muhammad Ali 

Tabligh Akbar UII menjabarkan sejumlah kiprah keberhasilan pemuda Muslim

Wahyu Suryana.
Kampus UII Yogyakarta. Tabligh Akbar UII menjabarkan sejumlah kiprah keberhasilan pemuda Muslim
Rep: Wahyu Suryana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Muslim muda alami tantangan besar era akselerasi zaman dan teknologi. Salah satu ciri Muslim taat merupakan yang gemar menuju majelis ilmu. 

Baca Juga


Sebab, menurut Ustadz Syamsuddin Nur Makka, yang berilmu dan beriman kepada Allah SWT akan diangkat derajatnya dengan mulia.  

Dia mengatakan, hal itu sebagaimana dijanjikan Allah SWT dalam QS Al Mujadilah (11) sebagai berikut:  

 يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ 

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” 

Uwais Alqarni merupakan salah satu sosok ideal mengenai pemuda Muslim yang mengamalkan dengan baik nilai-nilai Alquran. 

Salah satu amalan Alquran berbakti kepada orang tua. Diceritakan kisah terkenal yang membuat penduduk bumi iri, bahkan hingga hari ini. Uwais Alqarni, refleksi pemuda Muslim yang mengamalkan isi Alquran melalui baktinya kepada Sang Ibunda 

"Mengamalkan Alquran itu tidak usah jauh-jauh, mulai saja dari rumah," kata Syamsuddin dalam Tabligh Akbar Bigbang Center of Medical Islamic Activities (CMIA) di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (8/11/2022). 

Dulu, dia menerangkan, tidak ada siapapun yang mengenal sosok Uwais. Saat hadir di majelis-majelis tidak ada yang menyadarinya, saat melamar gadis seseorang tidak ada yang menerimanya, bahkan saat sakit tidak ada yang menjenguknya. 

Sebegitu Uwais tidak terkenal di bumi ini. Namun, nama Uwais sangat terkenal di akhirat karena baktinya kepada ibunya. Bahkan, Rasulullah SWT sebelum wafat berpesan kepada sahabat-sahabat untuk dapat mencari sosok Uwais Alqarni agar didoakan. 

"Uwais yang belum sempat melihat Nabi (Muhammad SAW), namun Nabi justru sudah mengagumi Uwais. Sebegitu indah sebuah nilai amalan Alquran," ujar Syamsuddin. 

Syamsuddin turut menyampaikan makna bersyukur. Saat mampu syukuri hal-hal yang tidak diingat, akan mampu mensyukuri hal-hal yang tidak dilihat. Saat mensyukuri hal-hal di sekitar saja tidak mau, sulit menunjukkan syukur kepada Allah SWT. 

Dosen UII, dr Agus Taufiqurrahman menuturkan, ilmu agama sangat luas. Tidak cuma fiqih, tauhid dan muamalah tapi ada ilmu fisika, biologi, arsitektur dan lain-lain. Bahkan, bapak Kedokteran, Ibnu Sina, merupakan seorang Muslim. "Pemuda yang baik adalah yang mengenal agamanya," kata Agus.

Agus mengingatkan, bagi seorang pemuda Muslim mempelajari ilmu agama itu sesuatu yang sangat penting. Dia turut menyinggung masalah pergaulan pemuda Muslim yang baik. Sebab, konotasi pergaulan sering disalahartikan hubungan lawan jenis saja. 

Padahal, bisa sesama Mahram, laki-laki dan laki-laki, perempuan dan perempuan. Maka, maknailah pergaulan menjadi hubungan sosial yang baik. Manusia sendiri sejatinya diciptakan makhluk sosial, makhluk yang tidak mampu hidup sendiri. 

Agus turut memberi contoh agar pemuda Muslim senantiasa kuat menjaga iman dari godaan berbuat maksiat. Sosok Muhammad Ali, misal, petinju legendaris yang selalu membawa korek kemanapun dia pergi, walaupun Ali bukanlah seorang perokok. 

"Ali gunakan korek untuk membakar kulitnya sendiri saat ingin berbuat maksiat. Saat dia menyadari menahan panas api korek saja tidak mampu, apalagi menahan panas api neraka. Dengan demikian, dia akan mengurungkan niat berbuat maksiat," ujar Agus.      

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler