Teleskop Hubble Tangkap Gambar Supernova dari 11 Miliar Tahun Lalu

Teleskop Hubble melacak bintang yang meledak melalui lensa gravitasi.

hubble/esa/nasa
Teleskop menangkap sebuah ledakan supernova dari 11 miliar tahun yang lalu.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Teleskop Luar Angkasa Hubble menangkap pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang proses kematian bintang. Teleskop menangkap sebuah ledakan supernova dari 11 miliar tahun yang lalu.

Baca Juga


“Ini adalah tampilan detail pertama supernova yang begitu awal dalam sejarah alam semesta,” kata Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam sebuah pernyataan, Rabu (09/111/2022), dilansir dari CNET, Kamis (10/11/2022).

Hubble, proyek bersama NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA), secara luar biasa melihat supernova tiga kali dalam satu pengamatan berkat fenomena yang disebut lensa gravitasi. Galaksi dapat bertindak sebagai kaca pembesar kosmik yang memungkinkan Hubble melihat objek yang jauh, seperti supernova.

Dalam hal ini, gugus galaksi bernama Abell 370 bekerja seperti sekelompok kaca pembesar, memungkinkan para ilmuwan melacak evolusi supernova selama beberapa hari.

Apa yang ditangkap Hubble lebih seperti selang waktu. “Petunjuknya adalah bahwa bola api supernova yang mendingin muncul dalam warna yang sedikit berbeda di antara gambar supernova,” kata NASA.

“Gambar-gambar itu tiba pada waktu yang berbeda karena panjang jalur yang diikuti cahaya supernova berbeda. Gambar-gambar selanjutnya tertunda karena mengambil rute yang lebih panjang melintasi ‘lembah’ ruang yang melengkung.”

Peneliti postdoctoral Wenlei Chen di University of Minnesota adalah penulis pertama makalah tentang penemuan Hubble yang diterbitkan pekan ini di jurnal Nature. "Sangat jarang supernova dapat dideteksi pada tahap yang sangat awal, karena tahap itu sangat singkat," kata Chen.

Gambar Hubble menunjukkan supernova pada hari ke nol, hari kedua dan hari kedelapan. Gambar ini tampak biru (menunjukkan suhu yang lebih panas) sejak awal dan kemudian memudar menjadi merah (menunjukkan suhu yang lebih dingin).

"Anda memiliki bintang masif, intinya runtuh, menghasilkan kejutan, memanas, dan kemudian Anda melihatnya dingin selama seminggu," kata pemimpin studi Patrick Kelly.

Tim astronomi menghitung ukuran supernova berdasarkan kecerahan dan laju pendinginannya, mengelompokkannya sekitar 500 kali lebih besar dari matahari kita. Bintang masif itu adalah supergiant merah.

Para peneliti menggali pengamatan supernova dari arsip data ekstensif Hubble. Teleskop telah berada di luar angkasa selama lebih dari 30 tahun dan secara aktif mengirimkan kembali penemuan-penemuan baru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler