Soal LGBT, Lloris: Kami Harus Hormati Budaya yang Ada di Qatar
terkait penggunaan ban kapten berwarna pelangi disertai hati di gelaran Piala Dunia
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penjaga gawang sekaligus kapten Timnas Prancis, Hugo Lloris, mengakui, belum ada keputusan dari Timnas Prancis terkait penggunaan ban kapten berwarna pelangi disertai hati di gelaran Piala Dunia 2022.
Penggunaan ban kapten ini merupakan bentuk protes sejumlah negara kontestan, terutama asal Eropa, terhadap diskriminasi yang masih terjadi di Qatar.
Diskriminasi tersebut terutama tertuju pada orang yang memiliki orientasi seksual berbeda, atau yang bisa disebut LBTQ+ atau LGBT.
Tidak hanya itu, penggunaan ban kapten itu juga sebagai bentuk protes terhadap dugaan pelanggaran HAM terhadap para pekerja migran di Qatar selama proses pembangunan infrastruktur penunjan Piala Dunia 2022.
Setidaknya, 13 negara asal Eropa diketahui siap mengikuti kampanye ini. Perwakilan para negara tersebut itu pun dikabarkan sudah mengirim permintaan resmi ke FIFA untuk bisa mengenakan ban kapten tersebut.
Timnas Prancis, kata Lloris, akan menunggu instrusi dari FIFA dan Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) soal pengunaan ban kapten pelangi tersebut.
''Sebelum kami memulai apapun, sepertinya harus ada persetujuan dari FIFA dan federasi (FFF). Tentu saja, saya memiliki pandangan pribadi soal isu ini dan pandangan saya tidak jauh berbeda dengan pendapat Presiden FFF,'' kata Lloris, Selasa (15/11).
Sebelumnya, Presiden FFF, Noel Le Graet, sempat mengungkapkan keberatannya soal penggunaan ban kapten pelangi oleh kapten Timnas Prancis di gelaran Piala Dunia 2022.
Menurut Le Grate, Prancis tidak mau memaksa atau mengajari seseorang atau negara lain untuk melakukan sesuatu, termasuk larangan terhadap LBTQ+.
Tidak hanya itu, Lloris juga membandingkan perlakuan Pemerintah Prancis terhadap kehadiran imigran-imigran, yang terutama berasal dari kawasan Afrika Utara.
Menurut kiper Tottenham Hotspur tersebut, Prancis selalu menghendaki para imigran atau pendatang tersebut menghormati kultur dan nilai-nilai yang sudah ada di negara tersebut.
Sikap serupa, ujar Lloris, juga seharusnya ditunjukan saat menghadiri atau datang ke negara lain.
''Saya harus melakukan yang sama di Qatar, hal yang sebenarnya sederhana. Kami harus menghormati nilai-nilai dan budaya Qatar. Saya bisa setuju atau tidak setuju dengan ide mereka, tapi saya harus tetap menunjukan rasa hormat,'' ujar Lloris.
Di gelaran Piala Dunia 2022, Prancis datang sebagai juara bertahan. Tim besutan Didier Deschamps itu akan mengawali kiprah di Qatar 2022 dengan melakoni laga perdana Grup D, kontra Tunisia, 22 November mendatang.
Selain bersama Tunisia, Prancis juga bergabung bersama Australia dan Denmark di Grup D.