Obat Baru Diabetes Tipe 1 Kian Bawa Pengobatan Lebih Maju
Obat baru diabetes tipe 1 untuk pertama kalinya tak hanya mengatasi gejala.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli mengatakan, teplizumab menandai "era baru" dalam pengobatan diabetes tipe 1. Obat ini mengatasi akar penyebab kondisi tersebut untuk pertama kalinya, bukan hanya gejalanya.
Obat ini bekerja dengan memprogram ulang sistem kekebalan untuk menghentikannya secara keliru menyerang sel pankreas yang memproduksi insulin. Kemungkinan akan membuka jalan bagi keputusan persetujuan di negara lain.
Sekitar 8,7 juta orang menderita diabetes tipe 1 di seluruh dunia. Di Inggris kondisi tersebut mempengaruhi 400 ribu orang, termasuk lebih dari 29 ribu anak. Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan bakteri dan virus, secara keliru menyerang sel-sel kunci di pankreas yang memproduksi insulin.
Insulin sangat penting, membantu tubuh menggunakan gula untuk energi, dan sebagian besar perawatan saat ini berfokus pada orang yang memeriksa gula darahnya dan mengonsumsi insulin (melalui suntikan atau infus) setiap hari.
Pada tahun 2019, sebuah uji coba menunjukkan bahwa obat tersebut menunda beberapa orang yang berisiko tinggi untuk mengembangkannya selama rata-rata dua tahun. Para ahli mengatakan, penundaan ini bisa sangat signifikan, terutama bagi kaum muda yang tidak perlu mengonsumsi insulin setiap hari atau memantau gula mereka secara intensif selama jangka waktu tersebut.
Mereka menyarankan orang juga bisa menghabiskan lebih banyak tahun dengan gula darah mereka dalam kisaran yang sehat, menawarkan lebih banyak waktu untuk dilindungi dari komplikasi gula darah tinggi seperti penyakit ginjal atau mata.
Rachel Connor, dari badan amal JDRF UK, yang ikut mendanai uji coba tersebut, mengatakan ini adalah pengubah permainan. Baginya, ini adalah awal dari era baru untuk pengobatan diabetes tipe 1.
"Ini adalah pertama kalinya kami dapat memahami mengapa kondisi ini berkembang dan membantu mengubah prosesnya, jadi kami tidak hanya mengobati gejalanya lagi," ujarnya, seperti dilansir dari laman BBC, Sabtu (19/11/2022).
"Begitu kita bisa melakukannya, kita bisa menemukan cara lain untuk melakukannya dengan lebih baik dan lebih lama," lanjut Connor.
Chris Askew dari badan amal Diabetes UK, mengatakan dia berharap "terobosan monumental" ini akan mengarah pada imunoterapi yang lebih efektif untuk mengobati kondisi tersebut. "Selama 100 tahun, orang yang hidup dengan diabetes tipe 1 mengandalkan insulin untuk mengobati kondisi tersebut, dan keputusan hari ini berarti bahwa untuk pertama kalinya, akar penyebab dari kondisi tersebut (serangan sistem kekebalan) dapat diatasi," katanya.