Ketum Muhammadiyah di Muktamar: Kontestan 2024 Perlu Obligasi Moral Tinggi

Ketum Muhammadiyah di Muktamar meminta peserta pemilu 2024 berintegritas.

Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan arahan saat Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2022). Muktamar ke-48 Muhammadiyah akhirnya terlaksana setelah tertunda dua tahun imbas pandemi Covid-19. Agenda utama Muktamar nanti yakni pemilihan anggota tetap PP Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berjumlah 13 orang.
Rep: Wahyu Suryana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,SURAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menilai, kontestan pemilu 2024 perlu obligasi moral tinggi, menjadi pemimpin dan wakil rakyat berjiwa kesatria Pancasila. Menjadi negarawan yang mempraktikkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Baca Juga


Baik dalam berbangsa-bernegara di dunia nyata sekaligus membawa Indonesia ke perwujudan cita-cita. Elit Indonesia dapat menjadikan agama sebagai sumber nilai nilai moral dan spiritual yang melahirkan public good dalam mereka berbangsa.

Sebab, ia mengingatkan, agama mendapat tempat penting dalam sejarah, konstitusi dan jati diri bangsa. Semua dituntut berkomitmen jadi suri teladan menempatkan kepentingan Indonesia di atas kepentingan diri, kroni, dinasti dan golongan.

Sekaligus, jadi perekat persatuan Indonesia serta menjauhi sikap saling membenci dan memusuhi yang membawa perpecahan bangsa dan merugikan masa depan Indonesia. Setiap elit bangsa yang akan berkompetisi harus sudah selesai dengan dirinya.

Dengan meletakkan politik dan kekuasaan jadi jalan utama berkhidmat sepenuhnya bagi kejayaan Indonesia. Letakkan pemilu dan semua proses berbangsa-bernegara dalam visi luas memajukan Indonesia sebagaimana diperintahkan konstitusi.

"Pastikan Indonesia Emas tahun 1945 berjalan dalam peta jalan yang benar untuk mewujudkan cita-cita luhur Indonesia, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, Pancasila dan kebudayaan luhur bangsa," kata Haedar, Sabtu (19/11/2022).

Seluruh elit dan warga bangsa dalam menghadapi dinamika lokal, nasional dan global niscaya hadir dengan jiwa utama dan visi kebangsaan luas dan bermakna. Jangan terjebak optimisme maupun pesimisme berlebihan, tanpa perjuangan keras.

"Bersikaplah moderat dan berpikir dalam cakrawala luas melintas batas. Sebab, umat dan bangsa yang baik ialah yang tengahan sekaligus berbuat yang terbaik sebagai saksi kehidupan," ujar Haedar.

Muhammadiyah sendiri dalam memajukan bangsa dan mencerahkan semesta menempuhnya dengan perjuangan nyata berbasis spirit memulai dari diri sendiri. Perkembangan Muhammadiyah di dalam maupun di luar negeri menunjukkan kemajuan yang dinamis.

Etos kemajuan bertumbuh besar di wilayah, daerah, cabang, ranting dan jamaah di basis komunitas. Amal usaha di berbagai bidang berkembang pesat dengan prestasi terbaik. Sedangkan, peran mencerahkan semesta diwujudkan dalam karya nyata.

"Berdirinya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia College (MAC), Markas Dakwah, TK ABA di Cairo serta pergerakan PCIM-PCIA di 28 negara. Perkembangan yang meluas memberi optimisme bagi masa depan Muhammadiyah," kata Haedar. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler