Aksi Berlutut Timnas Inggris dan Cerita Harry Kane Akhirnya Batal Pakai Ban Kapten Pelangi

Tidak bisa mengenakan ban kapten 'OneLove' di Qatar, Harry Kane merasa 'dirampas'.

AP / Martin Meissner
Harry Kane dari Inggris terlihat sebelum dimulainya pertandingan sepak bola grup B Piala Dunia antara Inggris dan Iran di Stadion Internasional Khalifa, di Doha, Qatar, Senin, 21 November 2022.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andri Saubani, Rahmat Fajar

Baca Juga


Squad timnas Inggris berlutut sebelum kick-off laga perdana Grup B Piala Dunia 2022 melawan Iran pada Senin (21/11/2022) malam WIB. Aksi atau gestur dukungan terhadap gerakan antirasisme itu gagal dilengkapi oleh Harry Kane yang sebelumnya berencana mengenakan ban kapten 'OneLove' bercorak pelangi, simbol dukungan terhadap LGBTQ.

Niat Harry Kane dan sebagian kapten timnas dari negara Eropa mengenakan ban kapten pelangi batal lantaran FIFA melarangnya. Tuan rumah Qatar, sebagai negara Muslim menolak simbol-simbol yang mendukung kelompok atau gerakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam digunakan pada gelaran Piala Dunia.

Sebelum membahas soal batalnya Harry Kane mengenakan ban kapten pelangi, mari kita nukil sedikit sejarah gerakan aksi berlutut yang dilakoni Harry Kane cs. Seperti dirangkum Reuters, Senin (21/11/2022), adalah atlet rugby Amerika Serikat dari klub San Francisco 49ers, Colin Kaepernick yang pertama kali memulai aksi berlutut itu.

Dalam sebuah laga pramusim NFL pada 2016, Kaepernick menolak berdiri saat lagu kebangsaan AS diperdengarkan dan berlutut pada laga selanjutnya. Aksi Kaepernick itu kemudian memicu perdebatan secara nasional sampai disangkutpautkan dengan isu rasisme dan politik. 

Pada laga-laga 49ers selanjutnya, aksi berlutut Kaepernick diikuti oleh rekan setimnya saban lagu "The Star-Spangled Banner" diputar sebelum laga NFL. Aksi berlutut itu dijadikan gestur melawan rasisme yang mereka nilai terpola lewat bagaimana polisi memperlakukan keturunan Afrika-Amerika di AS.

Pada musim berikutnya, Kaepernick tanpa klub dan tidak ada klub yang mengontraknya. Aktivismenya dinilai oleh sebagian pengamat sebagai alasan tim-tim NFL khawatir. Apalagi aksi Kaepernick saat itu sampai memantik perhatian Presiden AS kala itu, Donald Trump yang meminta klub-klub NFL menjatuhkan sanksi larangan bermain bagi pemain yang berlutut saat lagu kebangsaan berkumandang.

 

 

 

Setelah kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis, gerakan The Black Lives Matter kemudian mendunia. Klub-klub top Liga Primer Inggris sempat mengenakan jersey dengan logo the Black Lives Matter sebelum diganti dengan "No Room for Racism".

Sejak saat itu pula, tim-tim di Inggris berlutut sebelum kick-off sebagai bentuk solidaritas atas kematian Floyd dan mendukung gerakan kesetaraan. Sebuah polling yang digelar YouGov pada Juni 2021, menghasilkan angka 54 mendukung aksi berlutut timnas Inggris dan 39 persen sebaliknya.

 

Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate menjadi bagian yang selalu mendukung dan ikut berlutut setiap timnya memulai laga. Ia menilai, para pemainnya yang berkulit hitam memerlukan solidaritas setelah menerima serangan rasisme bertubi-tubi secara online pada laga-laga tertentu timnas Inggris di Eropa tahun lalu.

Lewat aksi berlutut sebelum kick-off, timnas Inggris berusaha mendemonstrasikan aksi melawan diskriminasi. Sebelum latihan pada Ahad (20/12/2022), the Three Lions telah mendiskusikan hal ini.

"Kami merasa harus melakukannya. Itu adalah pesan yang kuat untuk dunia, khususnya anak muda," kata Southgate, pada konferensi pers sebelum laga kontra Iran.

In Picture: Inggris Libas Iran dengan Skor Telak 6-2

Raheem Sterling dari Inggris (kanan) melewati tiga pesepakbola Iran pada pertandingan sepak bola grup B Piala Dunia antara Inggris dan Iran di Stadion Internasional Khalifa di Doha, Qatar, Senin (21/11/2022). - (AP/Hassan Ammar)

 

 

Sukses melakoni aksi berlutut, tidak dengan rencana kapten timnas Inggris, Harry Kane mengenakan ban kapten 'OneLove' bercorak pelangi. Pada laga melawan Iran semalam, terlihat Harry mengenakan ban kapten warna hitam bertuliskan 'Anti-Discrimination'.

Dikutip the Guardian, setelah laga kemenangan Inggris 6-2 atas Iran, Harry Kane mengaku kecewa dengan keputusan FIFA yang melarangnya mengenakan ban kapten pelangi. "Kami kecewa, ban kapten (OneLove) 'dirampas' lewat keputusan itu," kata Harry.

Menurut Harry Kane, ia datang ke Stadion Internasional Khalifa sebelum laga kontra Iran, ia sudah bersiap mengenakan ban kapten pelangi. Namun beberpa saat sebelum kick-off, ofisial FIFA memintanya untuk mengganti ban kapten 'OneLove' dengan ban kapten lain.

Dalam keterangan pers sehari sebelum laga, Kane masih pede bisa menggunakan ban kapten 'OneLove' pada laga melawan Iran. "Kami sebagai tim, staf dan organisasi jelas menginginkan mengenakan ban kapten itu," kata Kane.

 

Jika Harry Kane kemarin tetap nekat mengenakan ban kapten 'OneLive', sanksi denda dan kartu kuning mengancam tim dan dirinya. Adapun, soal aksi berlutut, menurut Harry, timnya akan terus melakukannya pada tiap laga.

"Anda melihat selama lima tahun terkahir kami telah bersikap sebagai squad dan akan berlanjut sampai semampu kami," ujarnya.

"Kami berlutut hari ini, namun terkadang keputusan-keputusan tidak tergantung pada kami, itu intinya," ujarnya menambahkan.

FIFA sebelumnya telah meminta 32 tim yang berpartisipasi di Piala Dunia 2022 untuk berkonsentrasi pada laga ketimbang perbedaan politik. Sebuah surat yang dikirimkan kepada setiap negara partisipan, tertulis, "Kami tahu sepak bola tidak hidup dalam ruang hampa, dan kita sama-sama memahami bahwa ada banyak tantangan dan kesulitan dalam dunia perpolitikan di dunia." 

"Tapi tolong jangan membuat sepak bola terserat dalam setiap pertentangan ideologi dan politik yang ada," demikian surat FIFA.

 

 

Inggris 6-2 Iran

Pada laga perdananya di Piala Dunia 2022, Inggris tampil trengginas dengan menggilas Iran, 6-2 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Senin (21/11/2022) malam WIB. Gareth Southgate mengakui kemenangan tersebut merupakan awal yang bagus bagi Inggris.

“Tapi kami tidak boleh kebobolan dua gol pada tahap pertandingan itu dan kami harus benar dalam permainan kami melawan Amerika Serikat,” ujarnya seusai laga dilansir dari BBC, Selasa (22/11/2022).

Ia mengatakan waktu yang terbuang cukup panjang membuat pemain sempat kehilangan fokus. Kemudian tempat permainan yang lebih lambat dinilai tak efektif.

Oleh karena itu Southgate ingin anak asuhnya bermain lebih cepat lagi pada laga-laga berikutnya. Southgate mengeklaim mempunyai beberapa pemain bagus di timnya dan di laga tersebut mereka tampil baik.

 

"Saya pikir pertahanan kami di sekitar satu jam pertama benar-benar mengontrol permainan, benar-benar mengontrol penguasaan bola dan sabar dengan build-up mereka. Lini tengahnya luar biasa - baik Declan (Rice) dan Jude (Bellingham) - dan penyerang kami terlihat seperti ancaman,” katanya.

Enam gol Inggris dicetak oleh Jude Bellingham, dua gol Bukayo Saka, Raheem Sterling, Marcus Rashford dan Jack Grealish. Sementara dua gol Iran dicetak oleh Mehdi Taremi. Saat ini Inggris memimpin klasemen sementara Grup B dengan nilai tiga atau unggul dua angka dari tim peringkat kedua Wales yang bermain imbang 1-1 melawan Amerika Serikat.

 

Striker timnas Inggris, Harry Kane. - (Republika.)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler