JK Ingatkan Munas KAHMI Jangan Diwarnai Kursi Melayang

JK ingatkan Munas KAHMI tak saling lempar kursi.

Tim Media JK
JK Ingatkan Munas KAHMI Jangan Diwarnai Kursi Melayang. Foto: Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) saat sambutan di Perdana Menteri Palestina, HE Dr Mohammed Shtayyeh pada acara ramah tamah dalam rangka memperingati 33 tahun hubungan diplomatik antara Pemerintah Palestina dengan Pemerintah Indonesia, Selasa (25/10) malam.
Rep: Fauziah Mursid Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Majelis Etik Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar Musyawarah Nasional XI KAHMI berjalan dengan baik. JK tidak menginginkan Munas XI kembali ke masa-masa kongres yang bisa berlangsung berhari- hari bahkan diwarnai dengan kericuhan.

Baca Juga


Ini disampaikan  JK saat menyampaikan sambutan pada acara gala dinner Munas KAHMI ke XI di Ballroom Best Western Hotel, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (24/1/2022) malam.

"Beri contohlah kepada adek-adek kita di HMI. Jangan diajari hal-hal yang kurang baik. Kayak tidak jadi pemilihan pemimpin jika tidak ada kursi melayang. Jangan seperti itu," kata JK dikutip dari siaran persnya, Jumat (25/11/2022).

"Kita harus tetap menjaga gaya HMI dan KAHMI, yaitu adanya sifat kebersamaan," tambah JK.

JK berharap Munas KAHMI tidak hanya menjadi momentum mengganti kepemimpinan semata tetapi melahirkan pemimpin dengan tiga kriteria, yakni kecendekiawanan, pengabdian dan inovasinya.

"Tentang Munas, selayaknya bukan hanya memutuskan siapa pimpinan yang baru. Tapi juga jadi bahan evaluasi bagi kita. Sudah sampai di mana? Yang paling berat apakah kita pencipta atau inovator?" kata JK.

"Karena tanpa itu (inovasi), kita tidak akan maju," tambah Wakil Presiden ke 10 dan 12 tersebut.

JK mengatakan, menjadi inovator atau pencipta sudah menjadi keharusan bagi HMI. Sebab salah satu tujuan masuk HMI adalah salah satunya menjadi insan akademis pencipta.  

"Salah satu tujuannya adalah terbinanya insan akademis pencipta, pengabdi berasaskan Islam dan bertanggung jawab pada kemajuan bangsa yang adil dan makmur," kata JK mengenang saat masuk HMI tahun 1960 silam.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menambahkan, inovator tidak hanya bagi mereka yang berkecimpung dibidang teknologi semata, melainkan semua bidang ilmu. Sehingga bagi JK, seorang teknik yang berkemajuan adalah mereka yang mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam bidang teknologi. Sedangkan politisi yang inovatif adalah mereka yang bisa menciptakan sesuatu yang baru bagi tatanan sosial dan bangsa.

"Demikian ekonom harus bisa lebih memajukan pengusaha dengan hal-hal yang baru," kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut.

Lebih jauh, JK juga menyinggung soal pencapaian akademisi di internal KAHMI. Bagi JK, figur akademisi adalah sesuatu yang sulit. Pasalnya parameter akademisi bisa dilihat dari cara  bicara, bersikap, berfikir serta lagi-lagi berinovasi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler