Ilmuwan Temukan Sisa Makanan dari Hewan Tertua di Bumi
Ilmuwan meneliti hewan dari periode Ediacaran hidup sekitar 575 juta tahun lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology mengungkapkan bagaimana hewan besar tertua di dunia mengonsumsi dan mencerna makanan. Para peneliti meneliti hewan dari periode Ediacaran hidup sekitar 575 juta tahun yang lalu yang dikenal sebagai Kimberella.
Ilmuwan menganalisis bahan kimia dalam usus hewan yang membatu. Hasilnya, ilmuwan menemukan hewan yang mirip siput ini memiliki mulut dan usus. Kimberella mencerna makanan seperti yang dilakukan hewan modern.
Kimberella dan Calyptrina, makhluk mirip cacing pipih, berbagi makanan campuran ganggang hijau dan bakteri. Sementara Dickinsonia, makhluk datar dan bergaris lain dari ribuan tahun yang lalu yang dapat tumbuh hingga 1,4 meter, tidak memiliki mulut sehingga kemungkinan mencerna dan menyerap makanan secara eksternal.
“Temuan kami menunjukkan hewan dari biota Ediacara yang hidup di bumi sebelum Letusan Kambrium. Mereka adalah sekumpulan makhluk aneh, seperti Dickinsonia dan hewan yang lebih maju seperti Kimberella yang sudah memiliki beberapa sifat fisiologis yang mirip dengan manusia dan hewan masa kini lainnya,” kata penulis utama Dr Ilya Bobrovskiy dari GFZ-Potsdam di Jerman, dilansir IFL Science, Jumat (25/11/2022).
Fosil-fosil ini mewakili hewan tertua yang fosilnya terlihat dengan mata telanjang. Mereka adalah nenek moyang dari semua hewan yang ada di bumi saat ini. Selain itu, para peneliti menemukan hewan-hewan ini mengandung kolesterol, ciri khas semua hewan di dunia.
Tim juga menemukan molekul lemak lain yang bukan milik hewan purba. Melekul lemak itu milik bakteri dan alga yang telah dimakan sebagai makanan terakhir oleh makhluk ini sebelum mati dan menjadi fosil.
“Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa Kimberella meninggalkan bekas makan dengan mengikis alga yang menutupi dasar laut. Ini menunjukkan hewan tersebut memiliki usus. Tetapi setelah menganalisis molekul usus Kimberella, kami dapat menentukan apa sebenarnya yang dimakannya dan bagaimana ia mencerna makanan,” kata Profesor Jochen Brocks, dari Australian National University.
Brocks mengatakan Kimberella tahu sterol mana yang baik untuknya. Kimberella juga mempunyai usus halus yang canggih untuk menyaringnya. Dengan menggunakan bahan kimia yang diawetkan dalam fosil, ilmuwan bisa merekonstruksi isi usus hewan terlihat meskipun usus tersebut telah lama membusuk.
"Kami kemudian menggunakan teknik yang sama pada fosil yang lebih aneh seperti Dickinsonia untuk mencari tahu bagaimana dia makan dan menemukan Dickinsonia tidak memiliki usus,” tambahnya.