Wapres Sebut Nama Tokoh-Tokoh KAHMI, Peserta Munas Teriakkan Nama Anies

Wapres sempat menghentikan sejenak pidatonya, kemudian menyebut nama Anies.

BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meresmikan Pembukaan Musyawarah Nasional XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas XI KAHMI), di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11).
Rep: Fauziah Mursid Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) memiliki tokoh-tokoh potensial dengan beragam latar belakang profesi keilmuan. Dia menyebut KAHMI sebagai  kekuatan potensial untuk menyumbang gagasan dan program dalam menyikapi berbagai perubahan dan tantangan global yang kompleks.

Ma'ruf pun menyebut beberapa tokoh KAHMI antara lain Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, dan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung.

"Di sana, ada mantan wakil presiden Pak JK, ada Pak Mahfud, ada Pak Akbar Tanjung, saya kira terlalu banyak kalau saya sebut satu satu, terlalu banyak tokoh di KAHMI," ujar Ma'ruf saat meresmikan Pembukaan Musyawarah Nasional XI KAHMI, di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11).

Mendengar pernyataan Wapres, para peserta Munas KAHMI pun kemudian riuh dan meneriakkan nama Anies Baswedan hingga Ma'ruf sejenak menghentikan pidatonya. Kemudian dia menyebutkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. "Juga Pak Anies," kata Ma'ruf yang langsung disambut riuh para peserta munas.

"Saya bilang banyak tokoh di KAHMI ini. Oleh karena itu negara pemerintah sangat mengharapkan partisipasi yang optimal dari KAHMI," tambahnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta peran KAHMI membawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat. Salah satunya, di masa-masa tahun politik menjelang Pemilu 2024 saat ini, Ma'ruf mengatakan, segala perbedaan harus disikapi dengan bijak.

Dalam Islam, kata dia, ada pedoman tentang menghormati keyakinan agama masing-masing lakum dinukum waliyadin yang artinya bagimu agamamu, bagiku agamamu. Ma'ruf berharap ini pedoman ini diterapkan dalam menyikapi perbedaan politik.

"Kalau berbeda partai? lakum partaiyukum walana partayuna (bagi Anda partai Anda, bagi saya partai saya) lha iya, sama-sama KAHMI boleh saja berbeda partai," ujar Ma'ruf.

Dia melanjutkan, begitu juga jika sesama anggota KAHMI memiliki pilihan berbeda dalam memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dia berharap, tidak membuat KAHMI terpecah. "Kalau berbeda capres? Lakum capresyukum walana capresyuna (capres Anda capres Anda, capres saya capres saya) jadi kita tetap utuh, saya kira KAHMI harus menjadi pelopor dalam kerukunan ya dan memperkuat nilai-nilai keindonesiaan dan juga keislaman," ujarnya.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler