UNRWA Cemaskan Kondisi Pengungsi Palestina di Lebanon

Kemiskinan dan pengangguran telah memperparah kondisi pengungsi Palestina.

AP Photo/Bilal Hussein
Bendera Palestina yang robek berkibar di kamp pengungsi Palestina Bourj al-Barajneh, di Beirut, Lebanon, Jumat, 21 Oktober 2022. Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mencemaskan kondisi pengungsi Palestina di Lebanon.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mencemaskan kondisi pengungsi Palestina di Lebanon. Kemiskinan dan pengangguran telah memperparah kondisi mereka yang serba terbatas.

Baca Juga


“Orang-orang sekarat karena banyak yang tidak mampu membeli obat-obatan atau berbagi biaya pengobatan terutama untuk penyakit kronis dan kanker. Tingkat kemiskinan dan pengangguran belum pernah terjadi sebelumnya karena salah satu krisis ekonomi terburuk dalam sejarah (Lebanon) baru-baru ini,” kata Lazzarini seusai mengunjungi kamp pengungsi Palestina di Lebanon, Kamis (24/11/2022), dilaporkan laman kantor berita Palestina, WAFA.

Lazzarini mengungkapkan, selama kunjungannya ke kamp pengungsi Palestina, dia melihat keputusasaan menggelayuti mereka. Para pengungsi tak melihat adanya prospek cerah kehidupan di sana. “Di kamp pengungsi Beddawi Palestina, utara Lebanon, saya bertemu Salim, yang meminta agar saya menyampaikan permintaan bantuannya agar keluarganya dapat selamat dari episode kelam kejatuhan ekonomi negara ini,” ucapnya.

Dia mengatakan, baru-baru ini Jerman menyumbangkan dana 6 juta dolar AS untuk pengungsi Palestina di Lebanon. Menurut Lazzarini, bantuan tersebut memungkinkan UNRWA untuk menyalurkan bantuan tunai kepada para pengungai Palestina yang paling rentan. Apalagi musim dingin akan segera membekap wilayah tersebut.

“Sampai solusi yang lebih berkelanjutan ditemukan, UNRWA akan terus melakukan segala kemungkinan untuk membantu para pengungsi Palestina memiliki kehidupan yang bermartabat. Saya meminta dukungan lebih lanjut kepada UNRWA agar kami terus membantu keluarga yang membutuhkan,” kata Lazzarini.

 

UNRWA, yang menaungi sekitar 5 juta pengungsi Palestina, tengah menghadapi masalah keuangan. Awal tahun ini, UNRWA mengungkapkan, mereka membutuhkan dana 1,6 miliar dolar AS. Uang itu diperlukan untuk mempertahankan layanan-layanan vital bagi jutaan pengungsi Palestina tahun ini. Mereka berharap komunitas internasional dapat memberikan kontribusi.

Dana 1,6 miliar dolar yang dibutuhkan juga akan digunakan untuk mengatasi kebutuhan kemanusiaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Suriah, dan Lebanon. Philippe Lazzarini sempat mengatakan masyarakat internasional mengakui peran lembaganya dalam menyelamatkan para pengungsi Palestina. UNRWA turut berkontribusi dalam menciptakan stabilitas di Timur Tengah.

"Pada tahun 2022, pengakuan itu harus didukung tingkat pendanaan memadai guna memenuhi momen kritis bagi para pengungsi Palestina. Kekurangan anggaran yang kronis mengancam mata pencaharian dan kesejahteraan para pengungsi Palestina yang dilayani UNRWA dan menimbulkan ancaman serius bagi kemampuan UNRWA untuk mempertahankan layanan,” ujar Lazzarini.

 

Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 terus menimbulkan risiko kesehatan yang serius dan memperburuk kesulitan ekonomi di seluruh wilayah. “Sekarang diperkirakan 2,3 juta pengungsi Palestina hidup dalam kemiskinan. UNRWA adalah satu-satunya sumber kehidupan mereka yang tersisa,” kata Lazzarini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler