Polisi New York Selidiki Serangan Terhadap Wanita Muslim di Kereta
Hanya empat persen kejahatan rasial anti-Muslim di Amerika yang dilaporkan.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Departemen kejahatan ujaran kebencian Kepolisian New York tengah menyelidiki dugaan serangan fisik dan verbal terhadap seorang wanita Muslim di kereta bawah tanah kota awal pekan ini.
Diketahui seorang wanita Muslim berusia 28 tahun berada di kereta bawah tanah Kota New York pada Selasa lalu ketika seorang pria asing mendekatinya. Setelah menolaknya, pria tersebut diduga mencengkeram wanita tersebut, melukainya dengan benda tajam, dan mengucapkan pernyataan anti-Muslim. Orang-orang yang mencoba membantunya berulang kali juga terkena sayatan.
Hingga Kamis, tersangka penyerang masih buron. Itu membuat penduduk setempat gelisah pada saat kejahatan kereta bawah tanah meningkat. Menurut Departemen Polisi New York (NYPD), dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hingga akhir Oktober kejahatan transit naik 41,7 persen.
Insiden tersebut secara khusus menyoroti kerentanan para pelancong Muslim, terutama wanita yang seringkali lebih mencolok dari pada pria dalam komunitas di mana insiden kebencian tinggi tetapi tingkat pelaporannya rendah.
"Kami ingin mendorong komunitas kami untuk melaporkan kejahatan rasial," kata Drektur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang New York, Afaf Nasher, seperti dilansir The New Arab, Sabtu (26/11/2022)
Nasher mencatat hanya sekitar empat persen dari kejahatan rasial anti-Muslim di Amerika yang dilaporkan oleh masyarakat. Sekitar 75 persen dari mereka yang menanggapi survei CAIR yang menerbitkan laporan berjudul Merasakan Benci, mereka mengatakan mereka telah menjadi sasaran kejahatan rasial anti-Muslim di Amerika. Sebagian kecil menyebut melaporkan kejahatan kebencian hanya membuang-buang waktu.