Jatim Bakal Ekspor Produk UMKM Senilai Rp16,4 Miliar ke Arab Saudi
Kontrak ekspor dihasilkan dari tujuh kesepakatan perdagangan.
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Program Business Grathering and Mini Expo yang digelar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Jeddah menghasilkan kontrak bisnis yang menggembirakan. Kegiatan temu bisnis yang digelar di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah tersebut menghasilkan kontrak ekspor senilai 1.043.750 dolar AS atau setara Rp16,4 miliar.
Khofifah mengatakan, kegiatan yang digelar merupakan upaya membuka market dan memberikan fasilitas bagi pelaku usaha Jatim, khususnya UMKM. "Kita memang membidik market Jeddah yang sangat strategis agar produk-produk UKM kita khususnya di bidang makanan dan minuman bisa dapat akses market," kata Khofifah dalam siaran tertulisnya, Rabu (30/11).
Khofifah merinci, kontrak ekspor dihasilkan dari tujuh kesepakatan perdagangan dalam bidang makanan dan minuman. Pertama, kontrak pembelian bolu ketan mendut dari UKM Jatim pada distributor di Jeddah sebanyak 200 karton atau senilai 18.750 dolar AS. Kedua, pembelian food and baverage asal Jatim untuk dikirim ke Jeddah dengan nilai 200.000 dolar AS.
Kontrak ketiga, pembelian food and baverage, kelapa, kacang, dan teh hijau, dengan nilai kontrak 220.000 dolar AS. Keempat, pembelian makanan dari UKM Jatim Aira Food dengan pelak usaha Jeddah dengan nilai 85.000 dolar AS. Kelima, transaksi bisnis antara CV Prosperous Bersama dari Jatim dengan pelaku usaha Jeddah untuk komoditas saos kecap dan saos tomat senilai 250.000 dolar AS.
Keenam, kontrak bisnis antara UKM Namirah Ecoprint dengan pelaku usaha Jeddah untuk batik ecoprint di 2023 hingga 2024 dengan nilai 100.000 dolar AS. Kemudian yang terakhir, kontrak bisnis untuk kripik pisang dari UKM Jatim Aira Food ke pelaku usaha Jeddah, Abdullah Maula Danilah untuk 2023 dengan nilai 170.000 dolar AS.
"Ada pernyataan dari Managing Director IMF bahwa di tahun 2023 ekonomi dunia akan gelap menuju suram. Kita optimistis dan tidak ingin hal itu terjadi. Maka upaya membuka market, mendorong ekonomi tumbuh, adalah prioritas yang kami lakukan," ujarnya.
Khofifah melanjutkan, fokus utama yang dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi adalah dengan membukakan pasar bagi pelaku UMKM agar mereka tetap survive dan mampu memperluas market. Apalagi, kata dia, UMKM berkontribusi mencapai 57,81 persen terhadap PDRB Jatim.
Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Eko Hartono menyambut baik kedatangan rombongan Pemprov Jatim yang melakukan penjajakan bisnis dengan Jeddah. Menurutnya tren perdagangan Indonesia ke Jeddah sejauh ini sangat tinggi. Ia pun optimistis kegiatan yang digelar akan mendongkrak ekspor produk Jatim ke Jeddah.
"Dalam kesempatan ini kami mengundang 40 pengusaha lokal setempat untuk melakukan penjajakan peluang kerja sama dengan pelaku usaha Jatim. Insya Allah kegiatan ini akan meningkatkan produk UKM Jatim masuk ke pasar Jeddah dan Arab Saudi," kata Eko.