Sensus di Inggris: Populasi Muslim Tumbuh
Mayoritas pertumbuhan populasi muslim ada di wilayah tertinggal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring pertumbuhan populasi Muslim Inggris, sebagian besar penduduknya tinggal di wilayah tertinggal.
Dilansir di About Islam, Kamis (1/12/2022), populasi penduduk Muslim telah tumbuh dari 4,9 persen menjadi 6,5 persen selama dekade terakhir di Inggris dan Wales menurut data sensus penduduk yang terbaru.
Data sensus baru tersebut dirilis oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) yang menemukan proporsi orang yang mengidentifikasi diri sebagai Muslim telah meningkat sebesar 1,2 juta dalam 10 tahun terakhir. Angka ini menjadikan populasi Muslim menjadi 3,9 juta pada tahun 2021.
"Sementara bangsa kita memiliki populasi yang semakin menua, kontribusi tenaga kerja dari populasi muda Muslim tetap menjadi aset nasional yang strategis,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Zara Mohammed.
Menurut dia, sepanjang dekade terakhir pihaknya telah melihat lebih banyak Muslim generasi kedua dan ketiga yang yakin akan keyakinan dan mendapatkan tempat di masyarakat. Tak hanya itu, penduduk Muslim Inggris juga dinilai memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pemulihan ekonomi dan vitalitas bangsa.
Data sensus mengungkapkan bahsa Muslim menjadi lebih tersebar di seluruh Inggris dan Wales dibandingkan dengan kelompok agama minoritas lainnya. 5 lokal teratas dengan populasi Muslim terbesar adalah Birmingham sebanyak 341.814 jiwa, Bradford sebanyak 166.846, London Borough of Tower Hamlets ssbanyak 123.912, Manchester sebanyak 122.962, dan London Borough of Newham sebanyak 122.146 jiwam
Muslim di Daerah Tertinggal Ini juga mengungkapkan korelasi yang mengkhawatirkan antara daerah dengan tingkat kemiskinan terburuk dan persentase umat Islam. Secara keseluruhan, data menunjukkan sebanyak 61 perssn Muslim di Inggris dan Wales tinggal di 40 persen wilayah terbawah di negara yang diurutkan berdasarkan skor deprivasi.
Hanya 4 perssn Muslim yang tinggal di seperlima Inggris dan Wales yang paling miskin. “Tentu saja ada bidang-bidang yang menjadi perhatian, terutama di mana banyak komunitas Muslim terkena dampak kekurangan secara tidak proporsional. Ini sangat mengkhawatirkan mengingat perhatian pada akses ke peluang dan inklusi,” kata Mohammed.
Dia mendesak agar para pembuat kebijakan sekarang perlu mengatasi masalah tersebut. Sebab masyarakat tidak dapat terus dibiarkan dalam siklus mobilitas sosial yang buruk dan kaum muda tidak dapat memiliki masa depan yang cerah jika mereka tidak memiliki peluang terbaik yang tersedia bagi mereka.
"Angka awal ini memberi kami kesempatan untuk sekarang membuat perubahan yang berarti dan menciptakan Inggris yang lebih baik untuk semua," ujar dia.
Adapun populasi yang mengaku Kristen telah turun dari 59 persen pada tahun 2011 menjadi 46 perssn saat ini. Islam terus menjadi kelompok agama non-Kristen terbesar di negeri tersebut. Namun, Mohammed mengatakan bahwa dengan melihat lebih luas pada data, peningkatan jumlah responden yang menyatakan 'tidak beragama' dari 25 persen pada tahun 2011 menjadi 37 persen pada tahun 2021.